Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT Merdeka Copper Gold Tbk. berhasil membukukan kenaikan pendapatan pada 2019 hingga 36 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan, perseroan mencatatkan pendapatan sepanjang 2019 sebesar US$402,03 juta, naik 36 persen daripada perolehan 2018 sebesar US$293,8 juta.
Sejalan dengan pendapatan yang tinggi tersebut, perseroan juga mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan dari US$155,12 juta pada 2018, menjadi US$246,59 juta atau naik 58 persen.
Namun, emiten berkode saham MDKA itu masih berhasil mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$70,82 juta pada 2019, naik 34,9 persen dari perolehan 2018 sebesar US$52,48 juta.
Dengan demikian, laba per saham dasar perseroan naik menjadi 0,0033 pada 2019 dibandingkan dengan 0,0026 pada 2018.
Di sisi lain, total liabilitas perseroan sepanjang 2019 mencapai US$427 juta, lebih tinggi 13,6 persen daripada total liabilitas sepanjang 2018 sebesar US$375,65 juta.
Baca Juga
Total liabilitas tersebut, terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar US$254,06 juta dan total liabilitas jangka panjang sebesar US$172,94 juta.
Sementara itu, kas dan setara kas perseroan mencapai US$49,59 juta, naik tajam 252 persen dibandingkan dengan perolehan 2018 sebesar US$14,08 juta.
KINERJA OPERASIONAL
Merdeka Copper Gold mencatatkan volume produksi emas sepanjang 2019 hingga 223.042 ounces (oz), melampaui pedoman produksi perseroan pada tahun lalu.
Untuk diketahui, emiten berkode saham MDKA itu menargetkan volume produksi emas pada 2019 berada di kisaran 180.000 hingga 200.000 oz.
Pada 2018, produksi emas perseroan sebanyak 167.506 oz emas dan 140.738 oz perak. Artinya, pada tahun lalu produksi emas bertumbuh 33,15 persen year on year (yoy).
Berdasarkan laporan perseroan, tingginya volume produksi emas perseroan pada tahun lalu disebabkan oleh hasil tambang yang memiliki kadar lebih tinggi. Adapun, biaya tunai per oz untuk produksi tersebut adalah US$430 oz dengan biaya pendukung tetap atau all-in sustaining cost adalah US$640 per oz.
“Biaya itu sejalan dengan harapan perseroan dan biaya operasi per ton yang lebih rendah mencerminkan peningkatan volume produksi emas aktual pada kuartal empat tahun lalu,” tulis Manajemen dalam laporan kuartalannya, dikutip Minggu (23/2/2020).
Perseroan menargetkan volume produksi pada 2020 sebesar 165.000 hingga 185.000 oz emas dengan biaya pendukung tetap sekitar US$650 hingga US$750 per oz bersih yang berasal dari kredit perak.
Selain itu, perseroan mencatatkan produksi tembaga sebesar 16.777 ton dengan biaya pendukung tetap sekitar US$1,86 per pon, lebih rendah daripada target produksi 2019 sebesar 18.000 ton.