Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam, PT Merdeka Copper Gold Tbk., mematok target produksi emas pada tahun ini sekitar 165.000 hingga 185.000 ounce (oz) di tengah tren penguatan harga emas.
Sekretaris Perusahaan Merdeka Copper Gold Adi Adriansyah Sjoekri mengatakan bahwa dengan menguatnya harga emas dunia sejak awal tahun ini, perseroan berharap hal tersebut dapat membawa dampak positif kepada perseroan.
“Prospek operasi dan panduan emas perseroan pada 2020 adalah 165.000 hingga 185.000 (oz) emas dengan biaya pendukung tetap sekitar US$650 hingga US$750 per ounce bersih yang berasal dari kredit perak,” ujar Adi kepada Bisnis.com, Jumat (23/2/2020).
Adapun, berdasarkan data perseroan hingga kuartal III/2019 berhasil menyentuh level 174.216 oz, jauh lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Saat ini, emiten dengan kode saham MDKA itu terus menggenjot produksi dan masih akan fokus untuk terus melanjutkan eksplorasi dan pengembangan sumber daya di tiga wilayah tambang, yaitu Tujuh Bukit di Jawa Timur, Pulau Wetar di Maluku Barat Daya, dan Pani di Gorontalo.
Di tambang Tujuh Bukit, perseroan masih melanjutkan proses eksplorasi sumberdaya porfiri tembaga dan emas pada Upper High Grade Zone (UHGZ), yang merupakan kombinasi pemboran dari permukaan dan bawah tanah.
Hal tersebut pun sejalan dengan langkah perseroan yang berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi tambang Tujuh Bukit dari semula sebesar 4 juta ton per tahun menjadi 8 juta ton.
Selain itu untuk tambang emas lainnya, perseroan telah melakukan join agreement dengan PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) untuk mengoptimalkan kandungan mineral yang berada di Blok Pani.
Kedua perseroan itu akan menggabungkan proyek IUP Pani dengan Blok Pani menjadi satu proyek, sehingga cadangan keseluruhan secara material menjadi lebih besar dibanding jika kedua proyek tersebut dikembangkan secara terpisah.
Proyek itu pun diproyeksi mengandung sumber daya sekitar 72,7 juta ton pada kadar emas 0,98 gram per ton untuk setiap 2,3 juta oz emas.
MDKA dan PSAB nantinya akan membuat usaha patungan melalui masing-masing entitas anak usahanya yaitu PT Pani Bersama Jaya (PBJ) yang mengendalikan IUP Pani dan PT J Resources Nusantara (JRN) yang mengendalikan 100% kepentingan dalam Proyek Pani.
Nantinya, PBT akan menerbitkan saham baru ke JRN, sehingga PBJ dan JRN akan memiliki masing-masing 60% dan 40% di dalam PBT. Kendati demikian, hingga saat ini pembentukan usaha patungan itu masih menanti persetujuan dari kreditur dan atau induk perusahaan dan atau anak-anak perusahaannya.
Terlepas dari pembentukan usaha tersebut, Adi mengaku saat ini tambang pani dalam tahap eksplorasi melalui Diamond Drilling.