Bisnis.com, JAKARTA - Emiten distributor bahan bakar minyak PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) menargetkan pertumbuhan laba bersih 15 persen hingga 25 persen pada tahun ini.
Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu mengatakan bahwa di tengah sentimen penyebaran virus corona perseroan optimistis bisa mencetak kinerja lebih baik dibandingkan dengan 2019. Dia menambahkan, laba bersih tersebut akan ditopang dari sektor penjualan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan bahan kimia lainnya.
“Kami masih targetkan pertumbuhan 15 persen sampai 20 persen untuk net profit tahun ini,” ujar Suresh saat dihubungi Bisnis, Rabu (18/3/2020).
Emiten berkode saham AKRA itu menargetkan pertumbuhan dari sektor distribusi BMM bisa bertumbuh 10-15 persen dari pencapaian tahun lalu sebanyak 2,1 juta kiloliter.
Berdasarkan laporan keuangan AKRA, lini bisnis distribusi BBM saat ini masih menjadi kontributor utama pendapatan perseroan dengan pangsa 70 persen dari total pendapatan.
Secara umum, sepanjang 2019 pendapatan AKR turun 7 persen menjadi Rp21,7 triliun. Pendapatan dari distribusi BBM lebih rendah 8 persen secara tahunan karena harga jual rata-rata juga lebih rendah di saat volume BBM Industri terus meningkat sedangkan penjualan BBM bersubsidi lebih rendah.
Baca Juga
Penjualan bahan kimia juga lebih rendah 16 persen secara tahunan karena penurunan harga jual. Adapun volume bertumbuh 3 persen.
Di lini usaha logistik, AKRA mencetak pertumbuhan 34 persen menjadi Rp796 miliar. Pertumbuhan bisnis ini ditopang peningkatan kinerja bisnis tangki penyimpanan dan pelabuhan.
Suresh memaparkan, AKRA membukukan pendapatan sebanyak Rp263 miliar dari lini usaha kawasan industri. Jumlah tersebut terdiri dari penjualan lahan Rp166 miliar, sewa lahan untuk proyek smelter PT Freeport Indonesia sebanyak Rp71 miliar, dan utilitas Rp26 miliar.
Di sisi lain, AKRA yakin penurunan harga minyak dunia hingga di bawah level US$30 per barel tidak akan berdampak terhadap tingkat keuntungan perseroan. Penurunan harga minyak justru akan mendukung margin AKRA.
Suresh mengatakan bahwa sebagai perusahaan distributor BBM, metode penetapan harga minyak melalui pass through sehingga apa yang dibeli perseroan dijual dengan nilai yang sama. Pada saat ini pun, perseroan akan tetap menjaga laba rupiah per liter bertahan di level yang cukup baik.
Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo mengatakan, akan memonitor dampak Covid-19 untuk menilai perlambatan permintaan, harga yang fluktuatif, dan gangguan supply chain.
“Model bisnis AKR sebagai distributor memastikan mekanisme harga (Pass through) BBM dan kimia yang efektif dan tidak membawa risiko kerugian persediaan. Kami memiliki sumber pendapatan yang beragam dan neraca yang kuat, untuk meminimalkan risiko penurunan,” jelas Haryanto.
Tahun ini, perseroan pun akan fokus untuk diversifikasi pendapatan dari kawasan industri Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE), agar tidak bergantung pada bisnis komoditas yang harganya cukup fluktuatif.
Dia mengatakan bahwa sebagian besar dari investasi ini telah didanai dari ekuitas dan joint venture, sehingga AKRA dapat menjaga net gearing di bawah 30 persen, bahkan setelah membagikan dividen yang sehat.
“Investasi dan Diversifikasi pendapatan akan secara signifikan meningkatkan Laba Neto dan Return on Equity kami,” jelas Haryanto.