Bisnis.com, JAKARTA— PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memangkas proyeksi target mandat pemeringkatan surat utang pada tahun ini. Sejumlah pertimbangan menjadi penyebab perubahan target tersebut.
Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan pada awal tahun lalu perseroan masih optimis rencana emisi pada 2020 ini akan mencapai Rp154,5 triliun. Namun, kini proyeksi itu diturunkan hingga 13 persen dari target awal.
Menurutnya risiko penurunan tidak hanya berasal dari penyebaran virus corona atau Covid-19. Risiko juga datang dari perang dagang, perubahan rantai suplai global, pemintaan komoditas dan perang harga minyak.
“[Dari dalam negeri] risiko penurunan pertumbuhan ekonomi domestik dan risiko cashflow perusahaan dalam negeri,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (15/3/2020)
Akan tetapi, tambah Fikri, di saat yang bersamaan risiko tersebut juga dapat sedikit diredam dengan adanya beberapa stimulus antara lain insentif fiskal dan dorongan dari sisi moneter yang dilancarkan pemerintah. Pelaku pasar yang dinilai masih dominan rasional juga turut membantu.
“Kami melihat kemungkinan akan ada penurunan sekitar 13 persen dari target awal tahun kami. Semoga [hanya sejauh itu],” tambah Fikri.
Dia memprediksi dalam waktu dekat kemungkinan capital outflow di hampir semua asset class Indonesia masih akan terjadi. Karenanya, aksi ikutan atau herding behavior di pasar keuangan dalam negeri juga masih akan berlanjut.
“Termasuk SUN masih akan tertekan dan yield SUN di semua tenor masih akan berpotensi meningkat,” ujar dia.
Di sisi lain, kata Fikri, jika merujuk pada kondisi pasar obligasi korporasi nasional yang didominasi investor domestik serta pilihan asset class yang terbatas, dia menilai pernyerapan atas surat utang korporasi di tengah situasi saat ini masih terbuka.
Apalagi yield surat utang korporasi serta spread surat utang korporasi dan surat utang negara cukup kompetitif dalam beberapa waktu terakhir. Dia juga menilai penerbit surat utang masih akan rasional di tengah kondisi ini.
Per akhir Februari 2020 Pefindo mengantongi mandat dari 50 perusahaan dengan total rencana emisi Rp64,18 triliun. Jumlah tersebut naik dibandingkan mandat yang tercatat hingga 31 Januari 2020 yakni 48 perusahaan dengan total rencana emisi Rp59,86 triliun.
Jika dipisahkan berdasarkan institusi, dari total 50 mandat yang diterima Pefindo, 34 di antaranya berasal dari perusahaan non-BUMN, sedangkan 16 sisanya adalah mandat dari perusahaan pelat merah dan/atau anak perusahaannya.