Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. mencetak laba Rp456,36 miliar pada 2019, tumbuh 2,67 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. ini membukukan pendapatan sebesar Rp4,56 triliun pada 2019. Dibandingkan catatan pada tahun sebelumnya, pendapatan perseroan tercatat lebih rendah 21,55 persen.
Penurunan pendapatan ini juga diikuti dengan penurunan beban pokok penjualan sebesar 21,5 persen secara year on year (yoy), dari Rp5,22 triliun pada 2018 menjadi Rp4,1 triliun pada 2019.
Kendati diimbangi dengan penurunan tersebut, laba bruto perseroan tercatat mengalami penurunan 22,05 persen menjadi Rp465,17 miliar. Adapun, pada akhir 2018, laba bruto perseroan tercatat sebanyak Rp596,75 miliar.
Laba bruto memang menurun, tetapi perseroan masih dapat membukukan kenaikan laba bersih pada tahun lalu. Hal ini dikontribusi oleh penurunan beberapa pos beban dan tambahan keuntungan.
Beban usaha misalnya, tercatat menurun 9,42 persen menjadi Rp70,98 miliar. Pada periode yang sama, beban lainnya juga tercatat menurun signifikan 95,34 persen menjadi Rp1,79 miliar.
Baca Juga
Selain itu, tercatat ada tambahan keuntungan nilai wajar dari properti investasi juga sebesar Rp66,48 miliar yang tidak ada pada 2018. Bagian laba ventura bersama juga berkontribusi positif setelah tercatat naik 88,02 persen menjadi Rp96,70 miliar.
Hal ini membuat total laba bersih perseroan mencapai Rp456,36 miliar. Dibandingkan dengan raihan pada 2018 sebesar Rp444,49 miliar, laba bersih perseroan mengalami kenaikan sebesar 2,67 persen.
Sementara itu, pada pos aktiva, perseroan mencatatkan kenaikan aset sebesar 5,21 persen menjadi Rp6,19 triliun. Kenaikan ini dikontribusi oleh meningkatnya aset tidak lancar sebesar 80,3 persen menjadi Rp1,11 triliun.
Di sisi lain, liabilitas perseroan mengalami penurunan 0,41 persen menjadi Rp3,73 triliun pada tahun lalu. Liabilitas jangka pendek meningkat 6,17 persen menjadi Rp3,05 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang turun 22,13 persen menjadi Rp680 miliar.
Adapun, pos pasiva lainnya ekuitas tercatat sebesar Rp2,45 triliun. Dibandingkan total ekuitas pada tahun sebelumnya sebesar Rp2,13 triliun, terjadi peningkatan sekitar ekuitas sebesar 15,1 persen.
Sementara itu, kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi menurun cukup tajam, yakni 84,15 persen menjadi Rp139,27 miliar. Adapun, kas yang digunakan untuk investasi mencapai Rp493,45 miliar, naik lebih dari 2,5 kali lipat dari 2018.