Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek The Fed Hanya Sesaat, IHSG & Rupiah Terguling

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal melanjutkan relinya dan berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (5/3/2020), sejalan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal melanjutkan relinya dan berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (5/3/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup di level 5.638,13 dengan koreksi 0,21 persen atau 12 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (4/3/2020), IHSG menutup pergerakannya di level 5.650,14 dengan lonjakan 2,38 persen atau 131,51 poin, kenaikan tajam hari kedua berturut-turut, setelah The Fed membuat kejutan dengan melancarkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin.

Sebelum berbalik ke zona merah, indeks sempat memperpanjang penguatannya dengan dibuka menanjak 0,68 persen atau 38,64 poin di posisi 5.688,78 pada Kamis (5/3) pagi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 5.613,72 – 5.715,94.

Sebanyak 5 dari 9 sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin properti (-1,13 persen) dan perdagangan (-1,06 persen). Adapun 4 sektor lainnya mampu menguat, dipimpin aneka industri (+1,03 persen).

Sementara itu, dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 188 saham menguat, 204 saham melemah, dan 290 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mega Tbk. (MEGA) yang masing-masing turun 1,66 persen dan 6,25 persen menjadi penekan utama atas koreksi yang dialami IHSG.

Sentimen positif dari pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh The Fed tampaknya hanya memberi efek sesaat bagi IHSG.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan sikap Bank Indonesia akan menjadi penentu apakah dampak pemangkasan suku bunga The Fed ini akan berlangsung lama atau sebaliknya.

Menurutnya, investor berharap BI segera menurunkan suku bunga kembali, sehingga harga saham dapat terkerek naik. Namun, jika BI telah menentukan sikap maka sentimen dari The Fed akan berlalu.

“Kemungkinan tidak sustain kalau BI sudah memberikan jawaban terkait suku bunganya,” kata Frederik kepada Bisnis.

Selanjutnya, tambah Frederik, pergerakan IHSG tetap kembali bergantung pada perkembangan wabah penyakit virus corona atau Covid-19.

Bersama IHSG, nilai tukar rupiah tergelincir dari penguatannya dan berakhir melemah 62 poin atau 0,44 persen ke level Rp14.175 per dolar AS, setelah mampu melonjak 170 poin dan ditutup di posisi 14.113 pada Rabu (4/3/2020).

Dilansir dari Bloomberg, rupiah melemah karena investor mencermati kembali prospek aset-aset negara emerging market di tengah aksi penghindaran risiko lebih lanjut yang dipicu oleh virus corona.

Menurut data worldometers, jumlah kasus infeksi virus corona telah menembus lebih dari angka 95.000 di seluruh dunia hingga Kamis (5/3) sore ini. Adapun total jumlah korban jiwa bertambah menjadi 3.287 orang.

Gubernur California Cavin Newsom pada Rabu (4/3/2020) waktu setempat mendeklarasikan keadaan darurat akibat virus corona yang menjangkiti negara bagian itu. Saat ini terdapat 53 kasus Corona yang terkonfirmasi.

Namun Analis Standard Chartered Bank, Melissa Chan, berpendapat besarnya pelemahan rupiah hari ini tidak benar-benar mengejutkan, mengingat volatilitas pergerakan rupiah sebelumnya.

“Tetap berhati-hati dengan rupiah dalam waktu dekat karena berita virus corona dari AS mungkin akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik dan dapat membebani sentimen aset berisiko,” ungkap Melissa, seperti dikutip Bloomberg.

Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks saham lainnya di Asia mayoritas mampu menguat, di antaranya indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing menguat 1,09 persen dan 0,88 persen.

Kemudian indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing melonjak 1,99 persen dan 2,23 persen, indeks Kospi Korea Selatan menanjak 1,26 persen, dan Hang Seng Hong berakhir melonjak 2,08 persen.

Analis Nomura Securities Co. Juichi Wako mengatakan fakta bahwa AS memutuskan untuk menggelontorkan stimulus menjadi sentimen positif untuk pasar saham global.

Pada Rabu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat meloloskan RUU pengeluaran darurat senilai US$7,8 miliar untuk mendanai respons pemerintah AS menghadapi wabah penyakit mematikan itu

Sentimen positif untuk investor juga datang dari kemenangan Joe Biden di mayoritas negara bagian dalam pemilihan pendahuluan pada Selasa (3/3/2020) atau Super Tuesday.

Hal ini mengikis kekhawatiran investor tentang kemungkinan bahwa pesaingnya dari Demokrat, Bernie Sanders, yang dipandang sebagai sosok lebih progresif, akan menantang presiden petahana Donald Trump dalam pilpres AS pada November mendatang.

 “Momentum yang ditunjukkan oleh Joe Biden dalam pemilihan Super Tuesday untuk calon presiden Demokrat mengurangi risiko penurunan untuk ekonomi AS pasca-2021,” tambah Wako, seperti dikutip Bloomberg.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

BBRI

-1,66

MEGA

-6,25

BBNI

-1,80

INTP

-3,38

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BMRI   

+1,67

ASII

+1,26

KLBF

+4,31

BBMD

+23,39

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper