Bisnis.com, JAKARTA--Sepanjang Februari 2019 kinerja reksa dana saham ikut terseret IHSG yang berdarah-darah. Perkembangan wabah virus corona atau Covid-19 dinilai jadi penentu kinerja ke depannya.
Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan bahwa saat ini kondisi industri memang masih dipengaruhi dampak negatif dari wabah corona. Namun, dia meyakini ada sinyal ke arah positif dalam jangka waktu dekat, karena ada potensi IHSG akan berbalik menguat.
“Sebenarnya Maret masih tergantung. Terlihat [potensi] market rebound karena valuasi sudah sangat terdiskon, tapi tentunya perlu diiringi tingkat kasus corona virus yang konsisten turun,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (3/3/2020).
Jika kasus baru corona berkurang, kata Farash, diharapkan pasar akan lebih stabil dan meningkatkan jumlah pembelian atau subscription di reksa dana. Adapun saat ini dia menilai investor individu cukup aktif membeli reksa dana saat terjadi koreksi pasar.
Seiring dengan optimisme tersebut, Farash mengaku pihaknya tak memiliki rencana untuk memangkas target kinerja reksa dana mereka, termasuk reksa dana saham.
“Tetap di ekspektasi rata-rata 12 persen per tahun dalam jangka panjang,” tutupnya.
Baca Juga
Berdasarkan data Infovesta, kinerja reksa dana saham sepanjang Februari 2020 yang tergambar dalam Infovesta 90 Equity Fund Index membukukan imbal hasil negatif 13,82 persen. Hal yang sama juga dialami oleh reksa dana campuran yang tercermin dalam Infovesta 90 Balanced Fund Index, yakni negatif 6,43 persen.
Sementara itu reksa dana pendapatan tetap yang digambarkan dalam 90 Fixed Income Fund Index menunjukkan kinerja positif naik 1,74 persen, sedangkan reksa dana pasar uang dalam 90 Money Market Fund Index naik 0,88 persen.