Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Langkah BEI Kalau Pasar Turun Tajam Lagi

Bursa memiliki tahapan prosedural crisis management protocol (CMP) untuk mengantisipasi pasar, berdasarkan indikator penurunan indeks.
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia menyiapkan sejumlah langkah dalam merespons pergerakan pasar domestik. Mulai dari melakukan analisis hingga memberhentikan perdagangan untuk sementara.

Direktur Bursa Efek Indonesia Laksono Widodo mengatakan pihaknya memiliki tahapan prosedural crisis management protocol (CMP) untuk mengantisipasi pasar, berdasarkan indikator penurunan indeks.

Sesuai prosedur ketika pasar turun lebih dari 2 persen, jelas Laksono, BEI melakukan pemantauan pasar (market watch) dan menganalisa berbagai sentimen yang menekan indeks untuk mencari penyebabnya, baik dari faktor global maupun domestik.

“Yang penting kita tahu alasannya, yang kita takutkan kan ini market turun tapi nggak tahu ada apa,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (27/2/2020).

Dia mengatakan hingga saat ini BEI masih terus mengamati pasar secara ketat. Namun, jika kondisi pasar terus tergerus dan penurunan berlanjut, BEI juga akan mulai melakukan langkah selanjutnya.

Jika penurunan menyentuh 5%, Laksono menyebut itu sudah memasuki masa krisis. BEI akan mulai berkoordinasi dengan stakeholder bursa seperti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk mendiskusikan langkah selanjutnya dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kemudian jika pasar terus turun hingga level 7,5 persen maka BEI akan mengambil keputusan bersama-sama dengan OJK dan Kementerian Keuangan karena di level ini masalah bukan hanya berasal dari pasar modal saja. CMP juga sudah akan mulai dijalankan.

“Kalau turun terus sampai level 10 persen, maka pasar akan ditutup atau disuspensi untuk sementara,” tambah dia.

Laksono menilai saat ini pasar belum memasuki tahapan kritis dan mereka masih melakukan pemantauan. Menurutnya, kondisi saat ini lebih diakibatkan oleh tekanan dari global akibat makin luasnya wabah corona atau Covid-19.

Stimulus Tidak Mempan

IHSG terus terperosok jauh di bawah level 5.600 pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (27/2/2020), meskipun pemerintah menggelontorkan stimulus ke berbagai sektor yang terdampak wabah virus corona (Covid-19).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,69 persen atau 153,23 poin ke level 5.535,69 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (26/2/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.688,92 dengan kemerosotan 1,70 persen atau 98,22 poin, penurunan hari keempat berturut-turut sejak perdagangan 21 Februari.

Indeks mulai melanjutkan pelemahannya pada Kamis (27/2) pagi dengan dibuka terkoreksi 0,15 persen atau 8,48 poin di posisi 5.680,44. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.526,82-5.684,29.

Seluruh 9 sektor menetap di wilayah negatif pada akhir perdagangan hari ini, didorong oleh sektor finansial yang anjlok 3,94 persen dan barang konsumsi yang turun 2,36 persen.

Dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 77 saham menguat, 334 saham melemah, dan 271 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 7,81 persen dan 2,02 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG hari ini.

Keputusan pemerintah mengalokasikan anggaran Rp10,3 triliun untuk stimulus menghadapi dampak ekonomi virus corona dinilai belum berhasil mendorong IHSG.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan pemerintah sebaiknya memberikan stimulus yang dapat menggenjot pertumbuhan konsumsi dan sejumlah sektor yang memiliki potensi besar. Ia mencontohkan industri manufaktur dan pariwisata perlu menjadi perhatian pemerintah untuk mendapatkan insentif.

“Sektor-sektor ini nantinya akan membantu kemampuan pemerintah dalam berekspansi,” ujarnya.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper