Bisnis.com, JAKARTA – Emiten yang tergabung di dalam indeks High Dividen 20 diperkirakan masih akan mengguyur pemegang saham dengan dividen besar pada tahun ini.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan porsi dividen besar menjadi jurus emiten untuk menunjukkan komitmen kepada pemegang saham, sekaligus memamerkan kepercayaan diri kepada investor di pasar modal.
“Hal ini menunjukkan emiten masih cukup kuat, karena ada perolehan laba besar dan diberikan kepada pemegang saham,” katanya kepada Bisnis, Selasa (25/2/2020).
Alfred mengatakan, dengan prospek ekonomi yang menantang pada tahun ini, emiten akan cenderung menahan ekspansi. Walhasil, penyerapan belanja modal pun tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Di samping itu, emiten juga diperkirakan enggan memarkir perolehan laba di neraca keuangan karena akan menjadi aset yang tidak produktif. Kendati demikian, Alfred menilai hal ini akan tergantung pada posisi arus kas masing-masing emiten.
Di lain pihak, pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai pembagian dividen tahun ini, paling tidak akan sama dengan tahun sebelumnya. Dia menyebut, hanya dalam kondisi tertentu, emiten akan menurunkan porsi dividen dengan alasan yang rasional.
“Paling tidak mereka akan mempertahankan dividen rasionya, kecuali mereka punya rencana untuk buyback, kalau tidak ada kenapa harus diturunkan, karena hal itu hanya akan jadi sentimen negatif buat sahamnya,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (25/2/2020).
Dia menambahkan, prospek ekonomi yang kurang menentu juga akan menambah alasan emiten untuk membagikan dividen dalam jumlah besar. Pasalnya, kebutuhan ekspansi tahun ini tidak akan massif.
Di antara indeks High Dividen 20, Alfred menyebut saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. menjadi top picks. Menurutnya, emiten berkode saham TLKM ini memiliki potensi imbal dividen paling tinggi.
“TLKM harga sahamnya sudah terkoreksi, sementara dari proyeksi kami, labanya akan tumbuh sekitar 18 persen di 2019. Dengan pertumbuhan laba itu, pembagian laba akan semakin tinggi,” tuturnya.
Sementara itu, Budi menilai emiten di sektor perbankan akan menjadi emiten dengan dividen cukup tinggi pada tahun ini. Hal itu juga sudah terlihat dari langkah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang telah mengumumkan besaran pembagian dividen pada tahun ini sebesar 60%.
Selain perbankan, Budi mengatakan saham operator telekomunikasi, dan konsumer juga akan membagikan dividen besar karena pertumbuhan bisnis yang cukup baik pada tahun lalu. Di sisi lain, saham-saham yang erat kaitannya dengan komoditas akan cenderung menahan dividen karena laba yang dicetak tidak cukup baik.