Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

20 Emiten Bakal Tebar Dividen, Emiten Mana yang Paling Royal?

Pembagian dividen dinilai memberikan sedikit sentimen untuk penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kendati hanya sesaat.
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 20 emiten yang tergabung dalam indeks High Dividend 20 diyakini bakal memberikan imbal hasil dividen atau dividend yield yang besar. Di antara 20 emiten, siapa yang akan memberikan dividen terbaik?

Analis Henan Putihrai Liza Camelia Suryanata mengatakan kondisi global menunjukkan bahwa perekonomian dunia bakal terguncang oleh penyebaran virus korona. Oleh sebab itu dia memilih PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) sebagai pilihan utama.

“Sektor yang defensif adalah konsumer dengan pilihan utama UNVR. Saya menyarankan memakai strategi Buy On Weakness di sekitar Rp6.500 sampai Rp7.000 diharapkan bisa jadi support psikologis,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (25/2).

Pada tahun lalu, UNVR tercatat memiliki imbal hasil dividen sebesar 2,87 persen dengan rasio pembayaran dividen atau dividend pay out ratio sebesar 44,38 persen.

Liza menambahkan, emiten lain yang akan royal menebar dividend yield yang tinggi berasal dari kalangan perbankan, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI). Di antara ketiga bank ini, Liza menyebut BMRI menghasilkan dividend yield yang cukup menarik sebesar 4,5 persen dengan dividend per share (DPS) senilai Rp353 per saham.

Sementara itu, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) juga telah mengumumkan dividend yield sebesar 5 persen atau sekitar Rp65,48 per saham. Adapun perusahan batu bara lainnya PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) diperkirakan bakal menurunkan imbal hasil dividen. Pada tahun lalu ITMG memberikan yield terbesar 16,1 persen atau dua kali lipat yang diberikan ADRO 8,21 persen.

“ITMG tahun lalu yield-nya paling tinggi 16 persen tapi pada 2019 kemarin laba bersihnya anjlok 50 persen, jadi saya menilai kemungkinan dividennya kali ini tidak akan sebesar tahun lalu,” tutur Liza.

Pembagian dividen menurut Liza bakal memberikan sedikit sentimen untuk penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, penguatan itu bisa jadi hanya sesaat karena setelah ex date pasar berkemungkinan sepi.

“Kami harapkan IHSG naik, walaupun dilema dengan saham dividend yield tinggi adalah begitu ex date mereka akan drop sebesar nilai dividen itu sendiri,” katanya

Menurutnya, IHSG saat ini mencoba bertahan pada support 5.767. Itu adalah level terendah yang terjadi pada Mei tahun lalu. Namun untuk target naik jangka pendek, Liza memprediksi indeks bisa kembali ke level  5.850 dan beranjak perlahan menuju 5.930 sampai 5.960 sebelum menembus level 6.000.

Sementara itu, Analis Kresna Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy mengatakan meskipun mendekati musim pembagian dividen bisa jadi IHSG tidak akan terkerek naik. Sebab, sentiment global dan regional yang terpapar virus korona masih akan jadi penekan laju indeks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper