Bisnis.com, JAKARTA – PT Brantas Abipraya (Persero) masih menunggu restu dari pemegang saham terkait rencana penawaran umum perdana atau initial publik offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Brantas Abipraya berniat menawarkan saham ke publik dengan target dana sekitar Rp3 triliun.
Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas mengatakan hingga saat ini perseroan belum melakukan langkah apapun terkait rencana tersebut karena perseroan masih menunggu izin dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Adapun sebelumnya, Brantas Abipraya sudah mengajukan persetujuan terkait rencana IPO.
“Kami masih menunggu izin dari Kementerian BUMN, sejauh ini kami belum ada action,” katanya kepada Bisnis, Senin (24/2/2020).
Rencana IPO perusahaan konstruksi pelat merah ini sudah bergulir sejak 2018. Namun, Kementerian BUMN tak kunjung memberikan izin kepada perseroan untuk IPO. Rencana itu kemudian terus mundur hingga 2021.
Belum lama ini, Direktur Utama Brantas Abipraya Bambang E. Marsono mengatakan bahwa jika izin dikeluarkan pada tahun ini, perseroan bakal IPO pada 2021. Brantas Abipraya berharap bisa mendulang dana sekitar Rp3 triliun lewat pelepasan saham ke publik.
“Kami perlu menambah equity untuk ekspansi, kira-kira kami perlu Rp3 triliun [untuk modal ekspansi],” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Berdasarkan laporan tahunan 2018, Brantas Abipraya mencatat posisi aset senilai Rp5,3 triliun dan ekuitas Rp1,57 triliun. Perusahaan yang berdiri sejak 1980 ini memperoleh pendapatan Rp4,72 triliun dan laba bersih Rp357,35 miliar pada periode tesebut.
Pada 2020, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp9,5 triliun. Dengan tambahan kontrak bawaan (carry over) Rp13,5 triliun, target kontrak Brantas Abipraya pada 2020 mencapai sekitar Rp23 triliun. Sementara itu, pada tahun lalu perolehan kontrak baru perseroan mencapai sekitar Rp6,2 triliun atau 77,5 persen dari target sebesar Rp8 triliun.