Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPRE Berencana Buyback Saham Hingga Rp293 Miliar

Emiten jasa konstruksi dan alat berat PT PP Presisi (Persero) Tbk. (PPRE) merencanakan aksi korporasi berupa buyback saham.
Direksi PT PP Presisi Tbk. melakukan konferensi pers usai menggelar rapat umum pemegang saham tahunan kinerja 2018 di Jakarta, Rabu (10/4/2019).Bisnis/M. Nurhadi Pratomo
Direksi PT PP Presisi Tbk. melakukan konferensi pers usai menggelar rapat umum pemegang saham tahunan kinerja 2018 di Jakarta, Rabu (10/4/2019).Bisnis/M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten jasa konstruksi dan alat berat PT PP Presisi (Persero) Tbk. (PPRE), anak usaha dari PT Pembangunan Perumahahan (Persero) Tbk. (PPRE) diestimasikan membukukan kinerja yang baik pada tahun 2019. Perushaaan pun berencana melakukan aksi korporasi berupa buyback saham.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan tidak diaudit yang diterima Bisnis.com pada Kamis (20/2/2020), PPRE membukukan pendapatan 2019 sebesar Rp3,76 triliun, naik 23,13 persen dari tahun sebelumnya Rp3,05 triliun. Laba bersihnya pun ikut naik tipis 1,53 persen menjadi Rp331 miliar, dari 2018 sebesar Rp326 miliar.

Adapun total asetnya ikut naik menjadi Rp3,76 triliun dari tahun 2018 sebesar Rp3,05 triliun. Adapun, nilai ekuitas dan liabilitasnya meningkat masing-masing Rp3,16 triliun dan Rp2,42 triliun pada 2019.

Bambang Suyitno, Investor Relation PP Presisi , mengatakan perseroan masih berencana untuk melakukan aksi buyback saham hingga saat ini.

“Aksi korporasi pada tahun ini yang sedang dilakukan adalah buyback saham. Aksi korporasi lainnya tidak ada,” ujarnya kepada Bisnis.com pada Kamis (20/2/2020),

Dikutip dari company update-nya, aksi ini dilakukan PPRE karena harga saham perseroan kini di level under value jika dibandingkan dengan kinerja fundamentalnya yang cukup baik.

Aksi ini kemungkinan akan menghabiskan dana maksimal Rp293 miliar dalam rentang waktu 18 bulan dari 6 Februari 2020 hingga 30 Juli 2021.

Estimasi belanja modal perseroan pada tahun ini, lanjut Bambang, juga akan naik menjadi Rp1 triliun yang mayoritas akan digunakan untuk pembelian alat-alat berat. Sumber belanja modal ialah 70 persen utang dan 30 persen ekuitas.

"Utang bank belum (terealisasi) karena kami selalu mencari bank yang dapat memberikan tingkat bunga yang kompetitif dari sekian banyak bank yang selalu menawarkan kepada kami,” imbuh Bambang.

Pada penutupan perdagangan Kamis (20/2/2020), harga saham PPRE terkoreksi 3,88 persen atau 8 poin menuju Rp198. Sepanjang tahun berjalan harga merosot 17,5 persen. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp2,02 triliun dengan price to earning ratio  (PER) 7,62 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper