Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yen Jadi Tak Semenarik 'Aset Surga' Lainnya

Jika dibandingkan dengan dua aset safe haven lainnya, secara year to date emas berhasil bergerak menguat sekitar 4 persen dan indeks dolar AS terapresiasi 2,56 persen.
Mata uang yen Jepang dan Dollar AS./Bloomberg
Mata uang yen Jepang dan Dollar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar yen tampak menjadi tidak menarik dibandingkan dengan rekan aset investasi aman lainnya seperti emas dan dolar. Yen terdepresiasi di saat dua aset tersebut berhasil memanfaatkan momentum menguat di tengah banyak ketidakpastian pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (18/2/2020) hingga pukul 17.34 WIB, yen bergerak menguat 0,17 persen menjadi 109,69 yen per dolar AS. Namun, sepanjang tahun berjalan 2020, yen terdepresiasi 1,057 persen.

Jika dibandingkan dengan dua aset safe haven lainnya, secara year to date emas berhasil bergerak menguat sekitar 4 persen dan indeks dolar AS terapresiasi 2,56 persen.

Bahkan, dibanding rupiah yang merupakan aset berisiko dan seharusnya terdepresiasi ketika kondisi pasar bergejolak, mata uang Garuda berhasil menguat 1,337 persen year to date, mengalahkan kinerja yen.

Ekonom NLI Research Institute Tokyo Tsuyoshi Ueno mengatakan bahwa ketahanan dolar AS telah menutupi apresiasi yen di saat pasar cenderung menjauhi aset berisiko yang seharusnya menjadi keuntungan bagi kinerja yen.

“Selain itu, neraca berjalan Jepang yang dirilis jauh lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi pasar telah menahan tren upward yen sebagai aset surga karena ekonominya yang terancam resesi,” ujar Tsuyoshi seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (18/2/2020).

Dilansir dari Bloomberg, ekonomi Jepang dinyatakan mengalami penurunan terburuk dalam lebih dari lima tahun akibat terdampak kenaikan pajak penjualan dan lesunya permintaan.

Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Sakura itu menyusut dengan laju tahunan 6,3 persen pada kuartal IV/2019 atau tiga bulan yang berakhir hingga Desember 2019 dari kuartal sebelumnya, menurut estimasi pendahuluan Kantor Kabinet Jepang yang dirilis Senin (17/2/2020).

Mengutip riset PT Valbury Asia Futures, yen diproyeksi masih bergerak turun dalam beberapa perdagangan ke depan karena ekonomi Jepang yang turun terbesar dalam enam tahun terakhir.

“Yen menguji level support di kisaran 109,55 yen per dolar AS, sedangkan level resisten yen berada di 110,10,” tulis Valbury Asia Futures seperti dikutip dari publikasi risetnya, Selasa (18/2/2020).

Sementara itu, ahli strategi mata uang senior Daiwa Securities Co. di Tokyo Yukio Ishizuki mengatakan bahwa pergerakan yen dalam beberapa perdagangan terakhir membuat pedagang mempertanyakan kembali mata uang tersebut sebagai aset investasi aman.

Pasalnya, yen telah gagal keluar dari kisaran yang relatif sempit terhadap dolar AS dalam beberapa tahun terakhir, meskipun terdapat sentimen perang dagang, ketegangan di Timur Tengah, Korea Utara, Brexit, dan penyebaran virus corona.

“Seiring dengan kekuatan dolar, ini telah berkontribusi pada perdagangan yen dalam kisaran yang cukup tidak menarik sehingga membuat beberapa pedagang mempertanyakan statusnya sebagai aset surga,” ujar Yukio seperti dikutip dari Bloomberg.

Namun, Tsuyoshi menilai bahwa status yen sebagai mata uang surgawi tetap utuh secara struktural. Hal itu dikarenakan Jepang masih menjadi mempertahankan statusnya sebagai pemegang aset asing terbesar di dunia.

Penurunan yen kali ini lebih kepada ekonomi dalam negerinya yang tidak baik, tetapi tidak menjadikan nilai tukar itu harus mencopot gelarnya sebagai aset safe haven atau aset surga.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper