Bisnis.com, JAKARTA - Volatilitas pasar modal mendorong calon emiten untuk menahan laju pencatatan perdana sahamnya.
Vice President Investment Banking Shinhan Sekuritas Indonesia Bayu Eko Swastono mengatakan perseroan sudah mengantongi beberapa mandat penerbitan emisi efek berupa surat utang dan penawaran umum saham.
Namun, karena tingginya volatilitas pasar modal membuat para kliennya menahan aksi penerbitan emisi efek.
"Seperti yang kita ketahui pasar belum kembali ke 6.000. Mereka juga melihat market timing dan peluang seberapa besar bisa bouncing. Jangan sampai terbit tapi timing-nya jelek karena market turun," katanya kepada Bisnis.com baru-baru ini.
Hal itu, lanjutnya, yang mereka hindari saat penerbitan. Alhasil, klien Shinhan Sekuritas cenderung menahan diri.
Meski demikian, Bayu mengatakan belum ada klien yang sampai membatalkan emisi efek. Adapun yang mengantri di pipeline kebanyakan adalah surat utang untuk restrukturisasi. Namun, dia enggan memerincinya lebih mendetil.
Pada minggu lalu, salah satu klien perseroan yang bergerak di bidang properti melantai yakni PT Diamond Citra Propertindo Tbk. (DADA).
Direktur Shinhan Sekuritas Indonesia Satrio Hadi Waskito menyampaikan seluruh dana yang diperoleh sebesar Rp218,99 miliar dari IPO itu digunakan untuk meningkatkan setoran modal di entitas anak, yaitu PT Arba Propertindo.
Perusahaan entitas itu akan menggunakan dana tersebut untuk mengakuisisi lahan di Bogor dan sisanya untuk modal kerja.