Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran grup konglomerasi Indika, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk., tengah menjajaki potensi untuk mendiversifikasi lini bisnisnya, mulai dari peningkatan kapasitas kapal hingga pengangkutan komoditas energi selain batu bara.
Wakil Direktur Mitrabahtera Segara Sejati Lucas Djunaidi mengatakan bahwa selain fokus meningkatkan keunggulan operasional untuk klien existing dan menjajaki sejumlah klien potensial, perseroan juga mulai mengkaji diversifikasi lini bisnisnya di tengah industri batu bara yang masih dalam tekanan.
“Kami tetap mengeksplore diversifikasi bisnis baik ke kapal yang lebih besar maupun ke komoditas lain yang masih terkait energi, dan tentunya hal itu membutuhkan waktu,” ujar Lucas saat dihubungi Bisnis, Rabu (12/2/2020).
Dia mengatakan bahwa tantangan terbesar perseroan pada tahun ini berasal dari penurunan harga batu bara yang menekan industri secara keseluruhan. Adapun, batu bara merupakan komoditas utama angkutan perseroan.
Oleh karena itu, emiten berkode saham MBSS itu juga memastikan untuk terus melakukan efisiensi internal sebagai upaya untuk menjaga kinerja perseroan di tengah tantangan tersebut.
Di sisi lain, MBSS menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10% pada tahun ini. Untuk mencapai hal itu, perseroan masih dalam tahap negosiasi perpanjangan kontrak dan menjajaki kontrak-kontrak baru potensial.
Baca Juga
Berdasarkan laporan perseroan pada kuartal ketiga tahun lalu, terdapat tiga kontrak yang berakhir pada 2019, yaitu kontrak dengan Adaro, Muji Lines (Bayan Wahana), dan Prolindo Cipta Nusantara.
Hingga 30 September 2019, total kontrak atau backlog yang dibukukan perseroan mencapai US$40,6 juta.
Adapun, belum lama ini MBSS baru menandatangani kerja sama dengan PT Artha Daya Coalindo yang berpotensi menambahkan pemasukan perseroan senilai US$9 juta.
Perjanjian tersebut mengatur kerja sama pekerjaan pembongkaran batubara dan penyewaan unit floating crane milik MBSS untuk SPOJ PLTU Suralaya Power Generation Unit yang akan digunakan PT Artha Daya Coalindo. Adapun jangka waktu perjanjian kerja sama ini adalah selama lima tahun.