Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Meluncur 0,77 Persen Dibayangi Virus Corona

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur ke zona merah dan turun cukup tajam pada perdagangan pagi ini, Senin (10/2/2020), di tengah meluasnya kekhawatiran seputar virus corona (coronavirus).
Pelajar berada di Main Hall Bursa Efek Indonesia Jakarta. Bisnis/Dedi Gunawan
Pelajar berada di Main Hall Bursa Efek Indonesia Jakarta. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur ke zona merah dan turun cukup tajam pada perdagangan pagi ini, Senin (10/2/2020), di tengah meluasnya kekhawatiran seputar virus corona (coronavirus).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG dibuka terkoreksi 0,10 persen atau 6,23 poin di level 5.993,38. Pada pukul 09.19 WIB, indeks melorot ke level 5.953,13 dengan pelemahan 46,47 poin atau 0,77 persen dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (7/2/2020), IHSG mampu menutup pergerakannya di level 5.999,61 dengan penguatan 0,21 persen atau 12,46 poin.

Seluruh sembilan sektor terpantau bergerak di teritori negatif pada Senin (10/2) pagi, dipimpin pertanian (-1,21 persen), finansial (-1,14 persen), dan tambang (-0,85 persen).

Sementara itu, sebanyak 66 saham menguat, 164 saham melemah, dan 447 saham stagnan dari 677 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 2,20 persen dan 1,41 persen menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG pada pukul 09.20 WIB.

IHSG diprediksi bakal kembali terkoreksi pada pekan ini akibat kekhawatiran terhadap virus corona. Sebagai informasi, korban jiwa di China tercatat 904 orang hingga Senin (10/2/2020) pukul 05.22 WIB, bertambah sebanyak 93 jiwa sejak Minggu (9/2), dikutip dari www.worldometers.info

Sementara itu, kematian di luar China terjadi di Filipina dan Hong Kong masing-masing sebanyak 1 orang. Dengan demikian, wabah virus ini telah merenggut total 906 nyawa. Angka kematian tersebut telah melampaui jumlah korban akibat MERS yang mencapai 858 jiwa pada tahun 2012.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pada pekan lalu IHSG berhasil menguat ke level 12 poin. Namun pada 2 hari terakhir pekan lalu pola candle mengindikasikan adanya penurunan kekuatan naik IHSG.

Dia mengatakan dengan masih adanya potensi kekhawatiran terhadap virus corona, IHSG diperkirakan akan kembali terkoreksi dengan support di level 5.969—5.911. Adapun, resistance diperkirakan akan berada pada level 6.013—6.078.

“Pelaku pasar kami rekomendasikan tetap tenang dan kembali melakukan BOW [pembelian waktu terjadi pelemahan]. Badai virus corona akan berlalu,” paparnya melalui riset.

Menurutnya, pasar mulai khawatir dengan dampak kerusakan ekonomi akibat virus corona. Negara dengan perdagangan besar dengan China diyakini akan terganggu oleh proses karantina yang mengganggu rantai pasokan global.

Dia juga mengatakan beberapa importir barang dari China telah mengalami gangguan pasokan akibat liburnya para pekerja. Menurutnya, hal ini akan membuat pasar lebih mencermati perkiraan dampak virus corona terhadap perekonomian China dan global.

Di sisi lain, keputusan Bank Sentral China yang mengeluarkan sejumlah stimulus untuk mendorong perekonomian pasar akan menjadi sentimen positif. Stimulus itu meliputi penurunan suku bunga reverse repo  dan menggelontorkan 1,7 triliun yuan atau sekitar US$242,74 miliar melalui operasi pasar terbuka.

Bank Sentral China juga menyatakan akan menggelontorkan ratusan miliar dolar ke dalam sistem keuangan pekan ini. Hal ini akan diiringi dengan penurunan suku bunga pinjaman utama serta persyaratan cadangan perbankan (RRR).

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 turun tajam 1,06 persen atau 5,74 poin ke level 536,99 pada pukul 09.20 WIB, setelah dibuka terkoreksi 0,16 persen atau 0,84 poin di posisi 541,89.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melemah 0,41 persen dan 0,52 persen masing-masing pagi ini. Indeks Kospi Korea Selatan melorot 0,68 persen, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,46 persen, dan indeks Shanghai Composite China turun 0,48 persen.

Di tengah melorotnya daya tarik aset berisiko, nilai tukar rupiah melemah 36 poin atau 0,26 persen ke level Rp13.711 per dolar AS pukul 09.14 WIB, menuju pelemahan hari kedua berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper