Bisnis.com, JAKARTA – Volatilitas pasar saham pada awal tahun ini dinilai dapat memengaruhi rencana emiten dalam melakukan penerbitan saham baru. Tantangan pada awal 2020 yang juga tahun tikus logam dalam penanggalan China.
Dennies Christoper Jordan, Analis Artha Sekuritas mengatakan volatilitas indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal tahun ini menjadi faktor yang kurang menguntungkan bagi emiten yang hendak menerbitkan saham baru.
“Saya rasa kurang oke untuk saat ini [penerbitan saham baru], private placement masih oke, tapi kalau right issue saya rasa kurang,” katanya kepada Bisnis, Jumat (7/2/2020).
Dia menjelaskan bahwa pilihan private placement atau penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) lebih mungkin terealisasi karena tidak banyak melibatkan masyarakat. Menurutnya, skema ini biasanya lebih banyak melibatkan pemegang saham mayoritas.
Adapun, untuk penambahan modal dengan HMETD atau right issue menurutnya akan lebih banyak dipengaruhi kondisi pasar secara umum. Saat pasar tidak terlalu menarik seperti saat ini, kemungkinan pemegang saham menggunakan haknya tidak terlalu besar.
“Untuk right issue kan sebagian dari masyarakat. Kalo market-nya kurang menarik saya rasa masyarakat belum tentu mau tebus right-nya. Akan tetapi, kembali lagi ya tergantung fundamental emiten masing-masing,” katanya.
Baca Juga
Sejumlah emiten telah menyatakan akan melaukan penambahan modal pada tahun ini. PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA), PT Chandra Asri Tbk. (TPIA), dan PT Phapros Tbk. (PEHA) adalah beberapa emiten yang berencana melakukan right issue.
Adapun, sejumlah emiten yang berencana melakukan private placement, di antaranya PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF), PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA), PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI), dan PT Perdana Bangun Pusaka Tbk. (KONI).