Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ciptadana Pangkas Target IHSG, Ini Saham Pilihannya

Ciptadana Sekuritas Asia memutuskan untuk memangkas target IHSG pada akhir 2020 yang semula ditetapkan pada Oktober 2019 di level 7.190 menjadi 6.930.
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Ciptadana Sekuritas Asia memangkas target IHSG untuk akhir tahun ini menjadi 6.930 dari target yang dipasang sebelumnya 7.190.

Pemangkasan target tersebut disebabkan oleh merebaknya virus corona di China yang membuat gugup investor global. Dari dalam negeri, investor mewaspadai penurunan harga saham lantaran kinerja emiten yang diperkirakan belum membaik pada kuartal IV/2020.

Ciptadana Sekuritas Asia memproyeksikan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih akan berfluktuasi pada Februari seiring dengan masih tingginya faktor ketidakpastian.

Dalam risetnya, Kepala Riset Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman mengatakan bahwa meski kabar buruk virus corona tak kunjung mereda, diperkirakan pengaruhnya terhadap pasar finansial hanya akan bersifat sementara.

“Dengan menjadikan krisis SARS pada 2003 sebagai pembanding, wabah SARS meningkat pada Februari 2003 dan mencapai puncaknya pada akhir April,” katanya dalam riset, dikutip pada Kamis (6/2/2020).

Di sisi lain, dia mengatakan pihaknya lebih mewaspadai pergerakan pasar saham karena adanya risiko penurunan pendapatan emite-emiten pada laporan kuartal IV/2019 yang akan dirilis. Di sisi lain, proyeksi pendapatan, khususnya emiten perbankan, juga diprediksi lebih rendah pada 2020—2021 akibat penerapan IFRS 9.

Standar akuntansi IFSR 9 atau international financial reporting standards membuat perbankan harus menyisihkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang lebih besar dibandingkan standar sebelumnya. Dana pencadangan tersebut diambil dari modal.

Penerapan standar akuntasi tersebut, menurut Arief, dapat memangkas proyeksi laba bersih BBRI sekitar 5 persen—6 persen pada 2020—2021.

Sementara itu, pendapatan emiten konstruksi juga diproyeksikan akan terdampak oleh penerapan PSAK 71—72. Faktor lainnya yang akan memengaruhi pendapatan pada tahun ini adalah lemahnya realisasi perolehan nilai kontrak baru emiten konstruksi pada 2019.

Di sisi lain, data makroekonomi Indonesia yang dirilis BPS pada pekan ini juga dinilai masih mencerminkan kondisi fundamental yang baik. Pihaknya masih mempertahankan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen pada tahun ini.

Ciptadana Sekuritas Asia memutuskan untuk memangkas target IHSG pada akhir 2020 yang semula ditetapkan pada Oktober 2019 di level 7.190 menjadi 6.930, dengan penghitungan earning per share (EPS) sebesar 9,6 persen.

Perubahan ini diikuti dengan penyesuaian portofolio dengan memasukkan BMRI (target Rp8.800) dan BBNI (Rp9.300) menggantikan BBRI dan BTPS.

Ciptadana juga memasukkan BULL (Rp295), emiten operator kapal tanker kecil, ke dalam portofolionya. Sementara itu, INDF (Rp9.600), TLKM (Rp4.600), TBIG (Rp1.870), WIKA (Rp2.500), SMGR (Rp15.900), MDKA (Rp1.640), masih dalam pilihan saham pilihan utama Ciptadana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper