1. Rencana Penetapan Harga Gas, Saham PGAS Menguap
Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) terkoreksi tajam seiring dengan rencana pemerintah menetapkan harga gas US$6 per MMBTU pada 1 April 2020.
Pada perdagangan Selasa (4/2/2020) penutupan siang, harga saham PGAS turun 6,76 persen atau 115 poin menuju Rp1.585. Sepanjang tahun berjalan, saham anak usaha PT Pertamina (Persero) ini terkoreksi 27,19 persen.
Baca berita lengkapnya di sini.
2. Golden Energy Mines (GEMS) Rogoh Kocek US$20 Juta untuk Capex
Emiten pertambangan PT Golden Energy Mines Tbk. mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure sebanyak US$20 juta pada 2020.
Presiden Direktur Golden Energy Mines Bonafasius mengatakan belanja modal akan digunakan untuk menunjang infrastruktur pertambangan yang dikelola perseroan. Dia menambahkan, perseroan tidak mengalokasikan belanja modal untuk eksplorasi tambang baru.
Baca berita lengkapnya di sini.
3. Krakatau Steel (KRAS) Tekan Beban Operasi. Bagaimana Caranya?
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menargetkan bisa menekan biaya operasional ke kisaran US$16,5 juta per bulan atau sekitar Rp226,33 miliar (Kurs Rp13,717). Pemangkasan beban operasional diharapkan bisa mengerek EBITDA perseroan di kisaran US$120 juta s.d US$150 juta.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan pihaknya bakal melakukan beragam efisiensi untuk dapat menurunkan beban operasional. Silmy mengaku, biaya operasional perseroan mengalami tren penurunan.
Baca berita lengkapnya di sini.
4. Obligasi Pegadaian Jatuh Tempo Rp2,3 Triliun, Refinancing atau Dilunasi?
PT Pegadaian (Persero) mencatat surat utang perusahaan akan tempo sebesar Rp2,3 triliun pada tahun ini.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis Pegadaian Ninis Kesuma Adriani menyatakan surat utang yang jatuh tempo ini berbentuk obligasi. Perusahaan akan menerbitkan obligasi baru untuk melunasi obligasi yang jatuh tempo.
Baca berita lengkapnya di sini.
5. Awal Tahun Tepatkah untuk IPO?
Awal tahun ini dinilai bukan waktu yang pas bagi calon emiten yang ingin melantai di bursa karena pasar saham masih mendung.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino berpendapat calon emiten yang ingin melantai di bursa akan kesulitan mendapatkan dana segar. Terkecuali, penjamin efek sudah menemukan standing buyer bagi kliennya.
Baca berita lengkapnya di sini.