Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melorot Hampir 1 Persen, CPIN & TLKM Penekan Utama

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah hampir 1 persen pada akhir perdagangan hari ini, Senin (3/2/2020), di tengah tekanan lebih lanjut yang dialami bursa Asia akibat sentimen wabah virus corona (coronavirus) di China.
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/1/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/1/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah hampir 1 persen pada akhir perdagangan hari ini, Senin (3/2/2020), di tengah tekanan lebih lanjut yang dialami bursa Asia akibat sentimen wabah virus corona (coronavirus) di China.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup di level 5.884,17 dengan koreksi tajam 0,94 persen atau 55,88 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (31/1/2020), untuk pertama kalinya sejak 29 November 2019, IHSG terguling ke bawah level 6.000 dan berakhir di level 5.940,05 dengan pelemahan 1,94 persen atau 117,55 poin.

Pelemahan indeks mulai berlanjut dengan dibuka turun 0,32 persen atau 19,08 poin di posisi 5.920,97 pada Senin (3/2) pagi.

Level penutupan yang dibukukan hari ini adalah yang terendah sejak 17 Mei 2019. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di level 5.877,2 – 5.942,78.

Seluruh sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin pertanian (-2,46 persen), industri dasar (-2,03 persen), dan infrastruktur (-1,85 persen).

Adapun dari 676 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 106 saham menguat, 312 saham melemah, dan 258 saham stagnan.

Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing turun 6,77 persen dan 1,58 persen menjadi penekan utama IHSG.

Rata-rata indeks saham di Asia juga berakhir di wilayah negatif. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melemah 1,01 persen dan 0,70 persen masing-masing, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun tipis 0,01 persen.

Di China, indeks saham Shanghai Composite dan CSI 300 bahkan anjlok 7,72 persen dan 7,88 persen masing-masing. Adapun indeks FTSE Straits Times Singapura melemah 1,29 persen.

Dilansir dari Bloomberg, bursa saham China terjerembab dan menyeret bursa Asia melemah lebih lanjut pada perdagangan hari ini, di tengah memburuknya wabah virus corona.

Jumlah total pasien terinfeksi wabah virus corona telah melewati angka 17.000 secara nasional sementara sedikitnya 360 orang meninggal di China hingga Senin (3/2/2020), menurut Komisi Kesehatan Nasional China.

Investor menghadapi lebih banyak gejolak setelah pasar ekuitas global pekan lalu membukukan pekan terburuknya sejak Agustus di tengah kekhawatiran atas goyahnya pertumbuhan akibat penyebaran virus tersebut.

Menurut Kepala Riset Praus Kapital Alfred Nainggolan, saat ini kondisi pasar regional dan global masih dipengaruhi oleh wabah virus corona dan flu burung dari China.

Hal itu disebut akan menambah kekhawatiran para investor yang akhirnya akan membuat kinerja saham di negara lain terkontraksi. Sementara itu, angka inflasi yang terjaga bisa menjadi katalis penguatan kinerja pasar saham.

“Namun, sentimen negatif dari eksternal bisa menenggelamkan angin segar dari dalam negeri,” tambah Alfred.

Untuk diketahui, angka inflasi Januari 2020 yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, (3/2/2020) 0,39 persen secara month-to-month (mtm). Sementara itu, laju inflasi secara tahunan tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 2,68 persen.

Di sisi lain, Indeks manajer pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) manufaktur Indonesia tercatat turun ke posisi 49,3 pada bulan Januari 2020 dari level 49,5 pada Desember 2019.

Data PMI terbaru yang dirilis oleh IHS Markit ini menunjukkan bahwa kondisi manufaktur Indonesia terus menurun pada awal tahun. Dengan ini, PMI Manufaktur Indonesia tercatat terus di bawah angka 50 atau dalam level kontraksi sejak Juli 2019.

Kepala Ekonom IHS Markit Bernard Aw mengatakan bahwa penurunan aktivitas manufaktur Indonesia terus berlanjut hingga awal tahun, dengan penurunan lebih jauh pada kondisi operasional selama bulan Januari.

"Terlebih lagi, kondisi permintaan nampaknya melemah pada awal tahun 2020. Penjualan baru menurun dan meningkatkan kapasitas kosong di sektor manufaktur, yang kemudian membebani perekrutan tenaga kerja,” ungkap Bernard.

Sejalan dengan IHSG, pergerakan nilai tukar rupiah ditutup melemah 87 poin atau 0,64 persen di level Rp13.742 per dolar AS, setelah mampu terapresiasi tipis 2 poin dan berakhir di posisi 13.655 pada Jumat (31/1).

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

CPIN

-6,77

TLKM

-1,58

BBCA

-0,62

UNVR

-1,26

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BTPS    

+6,80

KLBF

+2,80

INTP

+2,43

EMTK

+4,04

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper