Bisnis.com, JAKARTA – PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE) dan PT Aneka Gas Industri Tbk. (AGII) memiliki kewajiban membayar obligasi senilai Rp284 miliar dan Rp45 miliar.
TELE memiliki kewajiban membayar utang sebanyak Rp284 miliar, terdiri dari utang jatuh tempo Februari 2020 sebesar Rp53 miliar dan jatuh tempo Juni 2020 sebanyak Rp231 miliar. Sekretaris Perusahaan Tiphone Mobile, Semuel Kurniawan mengatakan perseroan akan merilis surat utang baru untuk melunasi kewajiban itu.
“Kami akan me-refinancing utang seperti yang lazim dilakukan yaitu penerbitan surat utang baru,” katanya kepada Bisnis pada Senin (3/2/2020).
Berdasarkan laporan keuangan September 2019, pada 2017 TELE menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tiphone Tahap III Seri B Tahun 2017 sebesar Rp231 miliar dengan tingkat suku bunga 10,5 persen. Lalu pada 8 Februari 2019, TELE menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tiphone tahap I Tahun 2019 sebesar Rp53 miliar dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 11,5 persen per tahun.
Adapun total utang obligasi yang akan jatuh pada tahun 2020 seluruhnya mencapai Rp539,02 miliar. Total kas dan setara kas perusahaan bersandi saham TELE tercatat sebesar Rp1,07 triliun, melampaui jumlah yang jatuh tempo pada tahun ini. Pada hari ini, TELE tercatat turun 6 poin atau 2,91 persen ke level Rp200. Emiten distributor itu diperdagangkan sebanyak 34,34 juta saham.
Sementara itu, PT Aneka Gas Industri Tbk. bakal melunasi utang jatuh tempo dengan kas internal. Direktur Utama Aneka Gas Industri Rachmat Harsono mengatakan perseroan memiliki utang jatuh tempo sebesar Rp45 miliar pada Juni 2020. “Pelunasan utang dari internal cash flow,” ujar Rachmat kepada Bisnis.com, Senin (3/2/2020).
Pada penutupan penutupan perdagangan, saham AGII terkoreksi 0,85 persen atau 5 poin menuju Rp585 per saham. Adapun selama tahun berjalan saham AGII telah terkoreksi 15,83 persen.