Bisnis.com, JAKARTA –PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menjanjikan fundamental yang apik agar bisa bertahan di indeks LQ45.
Helmy Yusman Santoso , Direktur Keuangan TBIG menyatakan dengan menjadi anggota indeks LQ45 maka sejumlah manfaat dapat diperoleh perusahaan. Salah satunya meningkatnya likuiditas saham perusahaan di bursa.
“Secara likuiditas harusnya bisa baik karena dianggap saham dengan kinerja yang baik. Tapi tentunya harus didukung dengan kinerja dan fundamental yang baik dari perseroan,” kata Helmy kepada Bisnis, Jumat (31/1/2020).
Perusahaan yang bergerak dalam bisnis jasa penyewaan menara tower terpadu bagi industri telekomunikasi ini akan berfokus untuk meningkatkan kinerja. Akhirnya upaya ini dapat mendongkrak laba.
“Kami direksi akan fokus untuk meningkatkan kinerja dan profitabilitas supaya bisa bertahan di LQ45,” tegasnya.
LQ45 merupakan indeks yang disusun oleh divisi penelitian dan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Anggota indeks ini mencerminkan perusahaan dengan kapitalisasi besar maupun ditransaksikan dalam volume yang tinggi di market.
Baca Juga
Sementara itu, untuk menunjang kinerja perusahaan maka pada 2020 ini TBIG menyiapkan rencana belanja modal Rp1 triliun hingga Rp2 triliun. Belanja ini sebesar 50 persen disiapkan dari kas internal sementara sisanya berasal dari pinjaman.
“Kami menggunakan cashflow internal sebagai prioritas utama pendanaan. Sisanya baru didanai dari pinjaman,” katanya.
TBIG yang dirintis oleh Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono itu juga baru saja menerbitkan olbligasi global dengan nilai US$350 juta. Obligasi ini disebutkan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 3,4 kali.