Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendati Kupon Turun, Ekonom Prediksi SBN Ritel Tetap Atraktif

Penerbitan SBN Ritel pada tahun ini diperkirakan akan menjadi yang paling marak dibandingkan instrumen investasi lainnya kendati dibayang-bayangi prediksi penurunan kupon.
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/1/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/1/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Minat investor terhadap Surat Berharga Negara (SBN) Ritel diproyeksikan akan tetap tinggi pada 2020 meskipun kupon yang ditawarkan lebih rendah.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan, target Rp2 triliun yang dicanangkan pemerintah dari penerbitan SBN Ritel seri SBR009 diperkirakan dapat tercapai. Dia juga mengatakan kemungkinan terjadinya oversubscribe cukup tinggi.

"Jika melihat tren SUN beberapa waktu terakhir mungkin bisa hingga 4 kali. Tetapi, proyeksi oversubscribe yang wajar sepertinya sebanyak 2 kali," tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (29/1/2020).

Menurutnya, penerbitan SBN Ritel pada tahun ini diperkirakan akan menjadi yang paling marak dibandingkan instrumen investasi lainnya kendati dibayang-bayangi prediksi penurunan kupon.

Kupon pada SBR009 ditetapkan pada angka 6,3 persen. Angka ini terbilang lebih rendah bila dibandingkan dengan kupon yang diberikan pada penerbitan terakhir di 2019.

Sebelumnya, kupon yang diberikan pada instrumen sukuk tabungan seri ST006 yang terbit pada November 2019 sebesar 6,75 persen.

Fikri menjelaskan salah satu faktor pendorong tingginya minat terhadap SBN Ritel adalah iklim investasi yang kemungkinan semakin kondusif. Hal ini terjadi berkat fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, mulai dari tingkat kemudahan berbisnis, kenaikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, hingga tingkat inflasi yang terjaga.

Minat investor terhadap SBN Ritsel juga turut dipengaruhi pergerakan IHSG yang tengah melemah. Loyonya IHSG dapat berdampak positif pada SBN Ritel karena perilaku investor yang menghindari risiko (risk averse) dan memburu asset class dengan risiko lebih rendah.

"Kondisi tersebut juga didukung oleh kebijakan moneter yang kemungkinan akan akomodatif terhadap SBN Ritel serta tingkat kesadaran generasi milenial untuk berinvestasi yang semakin tinggi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper