Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhir Sesi I, IHSG Bertahan Kuat di Zona Hijau

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan reboundnya dan menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (29/1/2020).
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan reboundnya dan menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (29/1/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 6.124,59 dengan penguatan 0,22 persen atau 13,41 poin pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (28/1/2020), IHSG menutup pergerakannya di level 6.111,18 dengan koreksi 0,36 persen atau 22,02 poin, penurunan hari ketiga berturut-turut sejak 24 Januari.

Indeks mulai rebound ke zona hijau dengan dibuka naik 0,19 persen atau 11,91 poin di posisi 6.123,09 pada Rabu (29/1). Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.117,13 – 6.152,59.

Tujuh dari sembilan sektor menetap di wilayah positif pada akhir sesi I, dipimpin pertanian (+0,74 persen) dan infrastruktur (+0,70 persen). Pergerakan negatif dibukukan sektor aneka industri dan industri dasar masing-masing turun 0,24 persen dan 0,01 persen.

Sebanyak 197 saham menguat, 156 saham melemah, dan 322 saham stagnan dari 675 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing naik 1,57 persen dan 1,29 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG pada akhir sesi I.

Di pasar spot, nilai tukar rupiah ikut rebound dan terapresiasi 15 poin atau 0,11 persen ke level Rp13.629 per dolar AS pukul 11.57 WIB, setelah berakhir terdepresiasi 0,21 persen atau 29 poin di posisi 13.644 pada Selasa (28/1).

Seiring dengan pergerakan IHSG, indeks Bisnis-27 menguat 0,20 persen atau 1,08 poin ke level 555,84, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index menguat 0,44 persen atau 2,9 poin ke posisi 668,62 pada akhir sesi I.

Menurut Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, pergerakan IHSG terlihat masih terkonsolidasi dalam rentang yang wajar.

“Peluang kenaikan masih terlihat dalam pola gerak IHSG yang ditunjang oleh kuatnya fundamental perekonomian,” tulis William dalam publikasi risetnya.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat total realisasi investasi, baik asing maupun dalam negeri, sebesar Rp809,6 triliun atau melampaui target awal sebesar Rp792 triliun.

Capaian itu melampaui hingga 102,2 persen dari target yang ditetapkan BKPM. Angka total realisasi investasi 2019 ini tumbuh 12,24 persen dibandingkan Rp721,3 triliun. Adapun, realisasi investasi ini terdiri dari kontribusi investasi asing (PMA) sebesar Rp423,1 triliun dan investasi dalam negeri sebesar Rp386,5 triliun.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menuturkan pencapaian investasi yang lebih baik pada 2019 disebabkan langkah strategis yang dilakukan pemerintah. 

"Kami sudah lakukan langkah strategis untuk pangkas perizinan dan insya Allah akan semakin baik," tegas Bahlil dalam konferensi pers, Rabu (29/1/2020).

Sejalan dengan IHSG, indeks saham beberapa negara lain memperlihatkan rebound dari aksi jual baru-baru ini akibat beban kekhawatiran atas dampak wabah virus corona (coronavirus) baru asal China.

Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang terpantau menguat 0,63 persen dan 0,38 persen masing-masing siang ini. Adapun indeks Kospi Korea Selatan dan FTSE Straits Times Singapura masing-masing menguat 0,70 persen dan 0,23 persen.

Menurut tim Samuel Sekuritas Indonesia, IHSG akan berpeluang rebound seiring dengan pergerakan bursa saham global. Pada perdagangan Selasa (28/1/2020), bursa AS ditutup menguat, setelah sehari sebelumnya (Senin, 27/1/2020) terkoreksi cukup dalam akibat kekhawatiran penyebaran virus corona.

Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan aksi jual di pasar saham dalam negeri akibat sentimen penyebaran virus corona hanya akan bersifat sementara. 

Dalam publikasi risetnya, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya mengatakan perkiraan tersebut berdasarkan preseden epidemi virus SARS pada November 2002 hingga Juli 2003, ketika koreksi pada IHSG hanya berlangsung kurang dari satu bulan.

“Selama penyebaran epidemi SARS, koreksi IHSG hanya terjadi sementara pada November 2002, kemudian IHSG bahkan membukukan kinerja positif pada akhir periode epidemi SARS pada Juli 2003,” tulis Hariyanto seperti dikutip dari publikasi risetnya, Rabu (29/1/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper