Bisnis.com, JAKARTA — Ide pembentukan Holding Rumah Sakit BUMN menuai respons positif. Unit bisnis itu digadang bisa bersaing dengan milik jaringan rumah sakit swasta.
Vice President Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan ide penggabungan entitas usaha rumah sakit milik BUMN cukup menarik. Pasalnya, holding baru itu dapat menjadi penantang bagi emiten-emiten rumah sakit yang sudah matang.
Misalnya, PT Medikaloka Hermina Tbk [HEAL] dan PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO). "Namun gabungan ini kemungkinan masih akan ada kendala, seperti umumnya kendala penggabungan perusahaan lain. Yaitu masalah budaya perusahaan," katanya kepada Bisnis pada Selasa (28/1).
Beberapa RS lebih berorientasi melayani karyawan, sehingga perlu adaptasi dalam orientasi pelayanan publik.
Harry Su, Kepala Pasar Modal di Samuel International mengatakan setiap RS memiliki pangsa pasar masing-masing. Menurutnya perlu melihat masing-masing pertumbuhan portofolio untuk bisa mendorong mereka melantai di bursa saham.
Head of Business Development Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya mengatakan penggabungan RS milik BUMN bisa mendorong pemasukan bagi pemegang saham.
Baca Juga
“Mereka akan berusaha terus meningkatkan market share di industri ini supaya menjadi market leader. End goal-nya pasti untuk memperbaiki profitabilitas daripada sebelumnya yang tidak fokus, karena induk perusahaan bukan dari sektor rumah sakit,” ungkapnya.
Bernadus mengatakan holding itu nantinya perlu membuat suatu standar khusus agar pelayanan sama rata. Maka itu perlu ada perbaikan manajemen.
Sementara itu, pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan holding itu akan memiliki pangsa pasar yang besar. “Jadi tujuan Holding RS ini adalah meningkatkan atau melipatgandakan pendapatan sekaligus melakukan cost efficiency sehingga angka bottom line juga meningkat,” katanya.
Menurutnya, unit bisnis baru itu perlu peningkatan kualitas layanan dan produk, meningkatkan kualitas tenaga medis dan optimalisasi pangsa pasar untuk bersaing dengan RS swasta.