Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar yuan China berhasil menyentuh level terkuatnya dalam lima bulan terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Senin (13/1/2020), di tengah optimisme pasar seputar penandatanganan kesepakatan dagang AS-China.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar yuan onshore China menguat 0,26 persen ke level 6,9010 pada pukul 12.00 WIB, setelah sempat menyentuh level 6,8986, level terkuatnya sejak 31 Juli.
Pada saat yang sama, nilai tukar yuan offshore China menguat 0,23 persen ke level 6,8988 setelah bergerak di level 6.8963-6,9171, apresiasi perdagangan hari kelima beruntun sejak 7 Januari.
Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp., Tommy Xie, berpendapat performa terbaik yuan sejak pekan lalu telah mencerminkan peningkatan sentimen aset risiko.
“Meski tidak ada katalis yang jelas hari ini, ada beberapa spekulasi bahwa China mungkin mendapatkan kesepakatan perdagangan yang lebih baik dari yang diharapkan,” tutur Xie, seperti dilansir dari Bloomberg.
Ekonomi China telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan stabilnya permintaan global dan meredanya ketegangan perdagangan yang meningkatkan sentimen untuk investor.
Baca Juga
Di sisi perdagangan, pemerintah AS dan China dijadwalkan akan menandatangani kesepakatan perdagangan fase satu pada Rabu (15/1/2020).
Menurut Kementerian Perdagangan China, Wakil Perdana Menteri China Liu He akan memimpin delegasi Negeri Tirai Bambu ke Washington untuk menandatangani tahap pertama dari perjanjian perdagangan dengan AS mulai 13-15 Januari.
Upaya stimulus domestik dan ekspektasi untuk pelonggaran moneter lebih lanjut juga membantu meningkatkan aset berisiko.
Yuan telah menguat, semakin menjauhi level kunci 7 per dolar AS, sejak awal Desember 2019 didorong perkembangan seputar kesepakatan perdagangan AS-China.
Sebelumnya, pada Agustus 2019, yuan sempat melampaui level tersebut untuk pertama kalinya dalam satu dekade, ketika ketegangan antara kedua negara meningkat.
"Tidak ada yang ingin mengambil short position untuk yuan saat ini. Kondisi tersebut menjelaskan penguatannya,” ujar Hao Zhou, ekonom pasar berkembang senior di CommerzBank AG, Singapura.