Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (6/1/2020), di tengah pelemahan bursa Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,58 persen atau 36,65 poin ke level 6.286,19 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (3/1/2020), IHSG mampu menutup pergerakannya di zona hijau yakni level 6.323,47 dengan kenaikan 0,63 persen atau 39,88 poin.
Indeks mulai tergelincir dari pelemahannya dengan dibuka turun 0,47 persen atau 29,97 poin di posisi 6.293,50 pada Senin (6/1) pagi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.252,63 – 6.300,44.
Delapan dari sembilan sektor menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin pertanian (-1,19 persen) dan industri dasar (-1,46 persen). Satu-satunya sektor yang parkir di zona hijau adalah tambang yang naik 1,38 persen.
Adapun sebanyak 125 saham menguat, 263 saham melemah, dan 283 saham stagnan dari 671 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang masing-masing turun 1,03 persen dan 3,41 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG pada akhir sesi I.
Di sisi lain, penguatan harga saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) masing-masing sebesar 0,93 persen dan 0,89 persen menjadi pendorong utama sekaligus membatasi besarnya penurunan IHSG.
Seiring dengan pergerakan IHSG, indeks Bisnis-27 melemah 0,62 persen atau 3,47 poin ke level 557,47, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index melemah 0,71 persen atau 4,95 poin ke posisi 694,50 pada akhir sesi I.
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga ikut bergerak negatif, di antaranya indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing melorot 1,78 persen dan 1,39 persen.
Adapun indeks Hang Seng Hong Kong dan Kospi Korea Selatan masing-masing melemah 0,55 persen dan 0,85 persen.
Bursa Asia secara keseluruhan melemah sementara harga emas melonjak di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah pascaserangan udara Amerika Serikat di Irak yang menewaskan seorang jenderal Iran pada Jumat (3/1/2020).
Seluruh indeks saham utama di Timur Tengah melemah pada Minggu (5/1/2020) karena situasi keamanan tampaknya memburuk. Iran menyatakan tidak akan lagi mematuhi batasan pengayaan uraniumnya.
Di sisi lain, Presiden Donald Trump mengatakan AS telah mengidentifikasi 52 situs Iran yang akan dihantamnya jika pemerintah Iran melakukan pembalasan atas kematian jenderalnya, Qasem Soleimani.
Yang terkini, Trump mengancam akan melakukan pembalasan besar jika Iran melakukan pembalasan dan bersumpah akan menjatuhkan sanksi terhadap Irak jika pasukan AS diusir dari negara itu.
“Sentimen ini akan menjadi penggerak besar pasar dalam jangka pendek,” ujar pakar strategi pasar keuangan di Suncorp Group, Peter Dragicevich, seperti dilansir dari Bloomberg.