Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan menilai kinerja pasar modal pada 2019 cukup positif di tengah ketidakpastian global.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida mengatakan 2019 bukanlah tahun yang mudah untuk dilalui. Namun, pasar modal di Tanah Air cukup tangguh melewati dinamika selama setahun ini.
Dari sisi jumlah investor, terdapat 2,48 juta investor di pasar modal yang masih mencatatkan kenaikan sebesar 40% dibandingkan dengan capaian pada 2018. Lalu, dana asing masuk ke pasar saham sebesar Rp49,19 triliun secara tahun berjalan.
Derasnya aliran dana asing juga masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) dengan net buy sebesar Rp171,59 triliun dan ke instrumen obligasi korporasi sebesar Rp5,48 triliun. Masuknya dana asing yang cukup tinggi itu pula berimbas pada penurunan imbal hasil SBN sebesar 96,57 basis poin.
"Kinerja pasar modal Indonesia pada tahun ini tercatat cukup positif di tengah perkembangan geopolitik dan ekonomi global yang terus bergerak dinamis," ujarnya saat memberikan sambutan dalam penutupan perdagangan BEI pada 2019, Senin (30/12/2019).
Lebih lanjut, selama 2019, pihaknya telah menerbitkan pernyataan efektif untuk penawaran umum saham perdana dan penerbitan surat utang sebanyak 175 surat. Adapun, 56 surat utang di antaranya untuk menggalang dana dalam penawaran saham perdana. Totalnya, untuk 175 penawaran umum ini sebesar Rp166,25 triliun yang naik tipis 0,99% dibandingkan dengan capaian 2018.
Baca Juga
Pemanfaatan penghimpunan dana melalui produk pengelolaan investasi seperti DIRE, DINFRA dan reksa dana meningkat hingga 8,37% secara tahun berjalan dengan nilai dana kelolaan sebesar Rp811,19 triliun.
Pada sektor syariah, jumlah saham yang masuk dalam daftar efek syariah tumbuh menjadi 441 dengan nilai kapitalisasi Rp 3.767,93 triliun. Hingga 27 Desember, outstanding 143 instrumen sukuk sebesar Rp29,83 triliun atau tumbuh sebesar 40,05%.
Reksa dana syariah yang beredar per 26 Desember 2019 sebanyak 264 produk dengan nilai aktiva bersih (NAB) sebesar Rp55,39 triliun atau tumbuh sebesar 60,59%.
Dari sisi regulasi, pihaknya telah merilis 7 Peraturan OJK, 2 Surat Edaran OJK, dan 5 Surat Edaran Dewan Komisioner OJK untuk mendukung kegiatan di pasar modal.
Perinciannya, pendalaman pasar modal Indonesia, melalui penerbitan instrumen pasar modal jangka menengah dan panjang, baik yang bersifat konvensional, syariah maupun ramah lingkungan, pengembangan infrastruktur pasar modal melalui pemanfaatan teknologi, serta memperluas basis investor di daerah.
Nurhaida menekankan komitmen regulator untuk menggenjot kinerja pasar modal lebih lanjut. Menurutnya, implementasi kebijakan moneter yang tepat dan tren dana murah akan mendorong masuknya aliran dana asing ke Indonesia yang masih menawarkan imbal hasil menarik.
"Ke depan, dengan implementasi kebijakan moneter yang akomodatif, tren suku bunga rendah masih berlaku secara global investor akan mencari higher-yielding asset sehingga ekspektasi aliran dana masuk ke emerging countries meningkat, termasuk Indonesia," katanya.