Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Market Outlook 2020: Grup Salim Jadi Favorit Analis

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan Grup Salim menjadi salah satu konglomerasi yang masih kuat pada tahun depan. Hal ini ditopang oleh permintaan di sektor konsumer yang masih cukup besar.
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Grup Salim dinilai menjadi grup konglomerasi yang paling kuat pada 2020.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan Grup Salim menjadi salah satu konglomerasi yang masih kuat pada tahun depan. Hal ini ditopang oleh permintaan di sektor konsumer yang masih cukup besar.

Di samping itu, produk-produknya juga menjadi market leader dan dikenal luas oleh masyarakat. Namun, kata dia, yang perlu menjadi perhatian adalah biaya produksi akibat kenaikan harga bahan baku.

"Kalau konsumer pertumbuhannya relatif stabil," katanya pada Minggu (29/12/2019).

Selain Grup Salim, Reza memfavoritkan pada Grup Barito Pacific seiring dengan langkah ekspansi perseroan di bisnis petrokimia dan energi. Selain itu, Grup MNC dan Sinarmas juga dinilai masih kuat ditopang strategi bisnis perseroan.

Dalam market outlook 2020, PT Samuel Sekuritas Indonesia menjadikan saham ICBP dan INDF sebagai top picks di sektor konsumer. Head of Equity Research Suria Dharma menyampaikan penyaluran dana PKH (Program Keluarga Harapan) seperti yang diperkirakan telah meningkatkan volume penjualan mie instan ICBP.

ICBP juga memiliki konsumen yang loyal khususnya untuk mie instan. Konsumen ICBP secara umum tidak begitu sensitif terhadap kenaikan harga.

Adapun induk usaha ICBP yakni INDF terdiri dari 4 usaha bisnis. Keempat usaha bisnis itu yaitu ICBP, Bogasari, agribisnis, dan distribusi.

Segmen agribisnis diperkirakan akan membaik dengan membaiknya harga CPO di 2020. Potensi harga rata-rata CPO pada 2020 diperkirakan naik 15,3% ke level RM2.500 per ton. Kenaikan tersebut akan ditopang oleh konsumsi India, China, dan implementasi biodiesel di Indonesia.

Implementasi kebijakan B30 di Indonesia dan B20 di Malaysia diperkirakan akan menyerap masing-masing sebesar 3 juta ton dan 500.000 ton pada 2020.

"ICBP merupakan top pick kami di samping induknya, INDF. ICBP saat ini diperdagangkan pada proyeksi PE 2020 sebesar 22,9 kali. INDF merupakan top pick kami dengan valuasi yang lebih murah dari ICBP yakni pada proyeksi 2020 sebesar 14,1 kali," katanya dikutip pada market outlook 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper