Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berlanjut tipis pada perdagangan pagi ini, Jumat (20/12/2019), sehari pascarilis keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka di level Rp13.984 per dolar AS dengan apresiasi hanya 1 poin atau 0,01 persen dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (19/12/2019), rupiah mampu berakhir di level Rp13.985 per dolar AS dengan penguatan 3 poin atau 0,02 persen setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan terakhirnya tahun ini.
Dalam pertemuan kebijakan moneter selama dua hari yang berakhir pada Kamis (19/12/2019), BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5 persen, suku bunga deposit facility tetap 4,25 persen, dan suku bunga lending facility tetap 5,75 persen.
Menurut analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan, penguatan rupiah ditopang oleh keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan.
“Namun, Bank Indonesia yang memberikan sinyal cukup bias untuk melonggarkan kebijakannya ke depan seiring dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan proyeksi inflasi yang cukup baik membuat rupiah membatasi penguatannya,” ujar Yudi kepada Bisnis.
Ia memprediksi rupiah dapat menguat terbatas pada perdagangan Jumat (20/12/2019) di kisaran Rp13.960 per dolar AS hingga Rp14.000 per dolar AS.
Seiring dengan pergerakan nilai tukar rupiah, mata uang lainnya di Asia mayoritas ikut menguat tipis terhadap dolar AS, dipimpin won Korea Selatan yang naik 0,15 persen pada pukul 08.13 WIB.
Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau naik tipis 0,04 persen atau 0,040 poin ke level 97,419, setelah berakhir terkoreksi 0,02 persen di posisi 97,379 pada Kamis (19/12/2019).