Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham eropa menguat tipis pada perdagangan kamis (19/12/2019), di tengah volume perdagangan yang tipis menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2020.
Sejumlah pembaruan dari emiten dan pertemuan bank sentral hanya memberikan sedikit dorongan terhadap indeks.
Indeks bertahan sedikit di bawah level tertinggi yang dicapai awal pekan ini perjanjian perdagangan AS-China dan kemenangan partai Konservatif dalam pemilihan umum Inggris mendorong aksi beli.
Namun, investor menjadi bersikap wait and see di tengah kekhawatiran terbaru terhadap no-deal yang, yang ditimbulkan oleh penetapan batas waktu kesepakatan perdagangan oleh Perdana Menteri Boris Johnson pada Desember 2020.
Indeks Stoxx Europe 600 ditutup menguat 0,1 persen, dengan saham perawatan kesehatan dan minyak memimpin kenaikan, sementara saham produsen mobil mencatat berkinerja terburuk.
"Ini adalah periode mencerna berita (minggu lalu), dan mungkin pemikiran untuk tahun 2020," kata Roger Jones, kepala ekuitas di London and Capital Equity Solutions and Equity Funds, seperti dikutip Reuters.
Penyedia layanan pembayaran Italia, Nexi, naik 4,7 persen dan menjadi penopang terbesar indeks Stoxx setelah Intesa SanPaolo sepakat untuk menjual bisnis pembayarannya dengan nilai 1 miliar euro ($ 1,11 miliar).
Produsen bahan kimia khusus asal Swiss, Clariant, ditutup menguat 2,1 persen setelah mengatakan pihaknya melepas unit usaha ke PolyOne Corp yang berbasis di AS sebesar US$1,6 miliar.
Data Respons melonjak 20 persen setelah AKKA Technologies sepakat untuk mengakhusisi perusahaan perangkat lunak Norwegia tersebut senilai sekitar 3,7 miliar crowns Norwegia (US$404 juta).
Sementara itu, saham-saham bluechip Inggris yang berorientasi ekspor menguat karena poundsterling melemah, sementara saham-saham yang berfokus di dalam negeri sebagian besar tidak berubah.
Bank of England tidak mengubah suku bunga acuan seperti yang diperkirakan, dan menyatakan terlalu dini untuk mengukur seberapa banyak kemenangan pemilu Johnson akan mengangkat ketidakpastian Brexit yang menekan prospek ekonomi.