Bisnis.com, JAKARTA—PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memproyeksikan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) tumbuh signifikan lebih dari 15% dibandingkan dengan raihan tahun ini.
Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengatakan EBITDA perseroan bakal naik signifikan dengan tol-tol baru yang mulai beroperasi, seperti ruas Jakarta-Cikampek II Elevated dan Balikpapan-Samarinda. Ruas Japek II Elevated telah diresmikan pada Kamis (12/12/2019), sedangkan ruas Balikpapan-Samarinda diresmikan pada Selasa (17/12/2019).
“Terkait EBITDA dan pendapatan tahun depan pasti naik signifikan karena beroperasinya tol-tol baru. Khusus untuk EBITDA kami punya standar bisa lebih tinggi dari 15%,” ujarnya seusai acara HUT ke-31 Asosiasi Emiten Indonesia di Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Pada akhir tahun ini pertumbuhan EBITDA emiten dengan kode saham JSMR tersebut diperkirakan tidak jauh beda dengan realisasi pada kuartal III karena pendapatan dari ruas tol baru mulai masuk tahun depan.
Sepanjang 9 bulan tahun ini, JSMR mencatatkan EBITDA senilai Rp5 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun baru yang senilai Rp4,28 triliun.
Baca Juga
Kendati demikian, Adri menyebutkan kinerja kuartal akhir biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal III karena ada momentum libur Natal dan Tahun Baru. Beroperasinya ruas Japek II Elevated juga diharapkan bisa mendorong minat masyarakat untuk meneruskan perjalanan hingga ke tol Trans Jawa.
Ruas Trans-Jawa, lanjutnya, pada Lebaran lalu mendorong pendapatan anak usaha naik 3 kali hingga 4 kali lipat dibandingkan dengan bulan biasa. Pada 2020, perseroan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp20 triliun yang sebagian besar digunakan untuk membayar proyek-proyek tol, seperti Japek II Elevated dan JORR II, serta finishing ruas tol misalnya Manado-Bitung.
“Untuk Japek Elevated sebagian [pembayaran proyek] sudah dibayarkan bulan ini, kami kan punya waktu sebulan setelah serah terima, harusnya bisa lunas 2020 tetapi kami lihat apakah bisa mengejar proses administrasinya. Kalau dana sudah tersedia lama, tinggal bayar saja,” jelasnya.
Adapun, pada kuartal III/2019, perseroan membukukan pendapatan usaha di luar konstruksi senilai Rp7,96 triliun atau tumbuh 11,6% y-o-y. Pertumbuhan tersebut ditopang dari kontribusi pendapatan tol senilai Rp7,36 triliun, atau tumbuh sebesar 10,9% y-o-y.
Dari total pendapatan tol tersebut, kontribusi pendapatan tol di ruas-ruas yang dioperasikan oleh anak usaha perseroan, yaitu sebesar 17,5%, tumbuh dibandingkan kontribusi pada kuartal III tahun lalu yang sebesar 13,8%.
Kenaikan kontribusi tersebut merupakan dampak dari pengoperasian jalan tol baru dan penyambungan jaringan Jalan Tol Trans-Jawa pada akhir 2018.
Pembangunan ruas-ruas jalan tol baru telah menyumbang pertumbuhan aset dari sisi hak pengusahaan jalan tol perseroan sehingga total aset perseroan pada kuartal III/2019 tercatat senilai Rp94,27 triliun atau tumbuh sebesar 14,4% dari tahun lalu.