Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Buka Suspensi Saham Latinusa (NIKL)

Dalam sebulan terakhir, saham NIKL terkoreksi 66,26%.
Seorang wanita melintas di depan layar digital pergerakan saham di Jakarta, Kamis (23/5/2019)./ANTARA FOTO - Akbar Nugroho Gumay
Seorang wanita melintas di depan layar digital pergerakan saham di Jakarta, Kamis (23/5/2019)./ANTARA FOTO - Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia membuka suspensi terhadap saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk. mulai perdagangan sesi I hari ini (16/12/2019).

Berdasarkan pengumuman di Bursa Efek Indonesia pada 13 Desember 2019, Bursa mengumumkan bahwa suspensi atas perdagangan saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk. di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I 16 Desember 2019.

Sebelumnya, Bursa melakukan penghentian sementara perdagangan saham NIKL pada perdagangan 13 Desember 2019. Penghentian sementara perdagangan saham itu dalam rangka cooling down setelah terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham NIKL.

Pada penutupan perdagangan Kamis (12/12/2019), saham NIKL berakhir pada level Rp302 per saham. Dalam sebulan terakhir, saham tersebut terkoreksi 66,26%.

Dalam penjelasan atas volatilitas transaksi efek kepada Bursa, Sekretaris perusahaan Pelat Timah Nusantara Pengky Frusman menyampaikan manajemen tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat memengaruhi nilai efek perusahaan. Perseroan juga tidak memiliki informasi yang material dan dapat memengaruhi harga efek perseroan serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan ke publik.

"Perseroan tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di Bursa," terangnya dalam keterbukaan informasi.

Berdasarkan kinerja keuangan per kuartal III/2019, perseroan membukukan penjualan US$123,79 juta atau tumbuh 0,27% secara tahunan. Di sisi bottomline, perseroan mencetak laba US$1,84 juta di periode tersebut, dari sebelumnya membukukan rugi US$3,20 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper