Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah mampu memperpanjang penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini, Kamis (5/12/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 10 poin atau 0,07 persen di level Rp14.095 per dolar AS pada pukul 08.04 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (4/12) rupiah ditutup di level Rp14.105 per dolar AS dengan apresiasi sebesar 10 poin, penguatan hari perdagangan kedua berturut-turut.
Penguatan rupiah di antaranya didukung berita perkembangan pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Pemerintah AS dan China kembali memberikan komentar positif bahwa kesepakatan dagang tahap pertama dapat direalisasikan segera dan kedua negara semakin dekat untuk menyetujui jumlah tarif yang akan dibatalkan dalam kesepakatan perdagangan fase-satu.
Padahal sebelumnya, dua negara tersebut bertindak seperti memberikan sinyal bahwa kesepakatan dagang baru akan terjadi pada tahun depan dan batas waktu kenaikan tarif impor akan tetap terjadi pada 15 Desember 2019.
Baca Juga
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa penguatan rupiah juga dibantu oleh sentimen domestik.
“Pemerintah terus melakukan strategi bauran guna untuk menenangkan kondisi pasar dan meyakinkan bahwa perekonomian dalam negeri sangat stabil sehingga arus modal keluar kembali tertahan,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya.
Dia memprediksi pada perdagangan Kamis (5/12/2019) rupiah masih bergerak menguat tipis di kisaran Rp14.080 per dolar AS hingga Rp14.125 per dolar AS.
Turut menopang rupiah, indeks dolar AS yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau lanjut terkoreksi 0,064 poin atau 0,07 persen ke level 97,584 pada pukul 07.55 WIB, menuju penurunan hari kelima berturut-turut.
Adapun mata uang lainnya di Asia mayoritas terapresiasi, dipimpin oleh won Korea Selatan yang menguat 0,49 persen terhadap dolar AS pada pukul 08.10 WIB.