Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong berhasil bangkit dari pelemahannya dan mengakhiri pergerakan di zona hijau hari ini, Selasa (12/11/2019, meskipun aksi protes pro-demokrasi terus berlanjut.
Berdasarkan data Reuters, indeks Hang Seng ditutup naik 0,5 persen di level 27.065,28 setelah sempat melemah dengan besaran yang sama pada awal sesi perdagangan.
Sub-indeks Hang Seng yang melacak saham energi naik 0,2 persen, sektor Teknologi Informasi (IT) menguat 0,24 persen, dan sektor keuangan berakhir naik 0,5 persen.
Sementara itu, saham pendorong terbesar (top gainer) untuk penguatan Hang Seng adalah CITIC Ltd. yang menguat 3,5 persen. Sebaliknya, saham Sino Biopharmaceutical Ltd. yang turun 1,6 persen menjadi top loser.
Pada perdagangan Senin (11/11/2019) Hang Seng berakhir anjlok 2,6 persen. Nilai kapitalisasi sebesar US$118 miliar pun menguap begitu saja dari pasar saham kota ini.
Aksi protes bereskalasi setelah seorang mahasiswa meninggal dunia pekan lalu akibat terjatuh dalam suatu operasi pembubaran oleh pihak kepolisian.
Baca Juga
Bentrok antara demonstran dan polisi semakin tak terhindarkan setelah polisi Hong Kong menembakkan peluru tajam ke arah para pengunjuk rasa di sisi timur pulau pada Senin (11/11) pagi waktu setempat.
Bentrokan pada hari itu menyebabkan penangkapan sekitar 260 orang dan hampir 100 orang terluka, seperti dilansir dari Bloomberg.
Aksi unjuk rasa pun berlanjut pada Selasa (12/11) bahkan sempat melumpuhkan aktivitas distrik keuangan kota itu pada jam makan siang waktu setempat. Sebelumnya, mereka memblokir stasiun kereta bawah tanah dan bentrok dengan polisi pada saat jam sibuk di pagi hari.
Para pengunjuk rasa menduduki distrik keuangan di pusat kota, meletakkan penghalang jalan dan membentangkan payung untuk melindungi diri dari polisi sementara yang lain melakukan vandalisme. Aksi mereka diikuti oleh ratusan pekerja kantor.
Beberapa demonstran meletakkan papan dengan paku yang mencuat, yang sepertinya dirancang untuk merobek ban kendaraan. Polisi anti huru hara dikumpulkan dalam kelompok besar di dekatnya.
Aksi ini diawali dengan pertentangan terhadap usulan undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke China daratan. Meski RUU ini telah ditarik, aksi protes kemudian berkembang menjadi ekspresi anti-pemerintah China dan tuntutan melaksanakan pemilu secara demokratis untuk anggota parlemen dan kepala eksekutif.
Para pelaku pasar kini berharap dari perkembangan terbaru yang dapat mengarah pada kesepakatan perdagangan fase pertama antara Amerika Serikat dan China.
Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan memberikan komentar mengenai perdagangan pada Selasa (12/11) waktu setempat, ketika ia dijadwalkan berpidato dalam agenda The Economic Club of New York.