Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik menguat usai rilis data perekonomian yang positif hari ini.
Di sisi lain, rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, pergerakan bursa saham di Asia cenderung tertekan oleh redupnya sentimen dari kesepakatan perdagangan AS-China.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Jumat (8/11/2019):
IHSG Ditutup Berbalik Menguat Pasca Rilis Sejumlah Data Ekonomi
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,2 persen atau 12,36 poin ke level 6.177,99 pada akhir perdagangan hari ini.
Pada perdagangan Kamis (7/11), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.165,62 dengan pelemahan 0,84 persen atau 51,92 poin.
Sebelumnya, indeks sempat dibuka rebound dengan penguatan hanya 0,142 poin di posisi 6.165,77 pada Jumat (8/11) pagi, namun berbalik melemah tak lama setelahnya.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG cenderung terus tertekan di zona merah di kisaran 6.139,82 – 6.172,54. Namun, indeks mampu berbalik menguat menjelang akhir perdagangan.
Tujuh dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin oleh sektor properti yang menguat 1,25 persen dan disusul sektor barang konsumsi yang menguat 0,83 persen. Di sisi lain, sektor aneka industri dan industri dasar yang masing-masing menguat 0,98 persen dan 0,45 persen.
Sebanyak 172 saham menguat, 228 saham melemah, dan 259 saham stagnan dari 659 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Hari Ini
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 16 poin atau 0,11 persen ke level Rp14.014 per dolar AS pada akhir perdagangan.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat berbalik melemah meskipun hanya 0,001 poin ke level 98,142 pada pukul 15.54 WIB.
Nilai tukar rupiah sebelumnya tergelincir dari penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan melemah sejak awal perdagangan.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka di level Rp14.009 per dolar AS dengan terdepresiasi 11 poin atau 0,08 persen.
Sentimen AS-China Meredup, Bursa Asia Melemah
ursa saham Asia melemah dari level tertinggi enam pekan pada perdagangan Jumat (8/11/2019) kembali meredupnya sentimen dari China dan Amerika Serikat mengenai kemajuan dalam pembicaraan perdagangan menurunkan harapan penyelesaian konflik.
Langkah tersebut bertolak belakang dengan gelombang optimisme di pasar global sebelumnya atas berita bahwa China dan AS telah sepakat untuk menurunkan tarif barang satu sama lain sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan perdagangan.
Berbagai sumber yang mengetahui perundingan itu mengatakan rencana tersebut menghadapi pertentangan internal di Gedung Putih dan dari penasihat luar.
Kekhawatiran bahwa kesepakatan itu dapat batal karena masih belum ada kesepakatan khusus untuk melakukan pencabutan tarif secara bertahap, sehingga mendorong investor untuk melepas kepemilikan pada akhir pekan.
Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun 0,4 persen pada level 535,20 poin setelah menguat menjadi 538,77, level tertinggi sejak awal Mei. Untuk minggu ini, indeks MSCI Asia Pacific menguat sekitar 2 persen.
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 menguat 5,1 poin atau 0,35 persen ke level US$1.471,50 per troy ounce.
Harga emas Comex kontrak Desember 2019 dibuka di zona hijau dengan kenaikan 2,60 poin atau 0,18 persen di level US$1.469 per troy ounce.
Harga Emas Menuju Penurunan Pekan Terbesar Sejak 2017
Harga emas bergerak menuju pelemahan pekan terbesarnya dalam lebih dari dua tahun seiring dengan tergerusnya permintaan untuk aset safe haven di tengah perkembangan positif seputar pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot membukukan penurunan 3 persen sepanjang pekan ini, terbesar sejak Mei 2017.
Pada perdagangan Kamis (7/11/2019), harga emas kontrak Desember 2019 di bursa Comex berakhir di level US$1.466,40 per troy ounce dengan penurunan tajam 1,79 persen atau 26,70 poin setelah pemerintah AS dan China dikabarkan membuat progres selangkah lebih maju menuju kesepakatan perdagangan ‘fase satu’.