Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemah dari level tertinggi enam pekan pada perdagangan Jumat (8/11/2019) kembali meredupnya sentimen dari China dan Amerika Serikat mengenai kemajuan dalam pembicaraan perdagangan menurunkan harapan penyelesaian konflik.
Langkah tersebut bertolak belakang dengan gelombang optimisme di pasar global sebelumnya atas berita bahwa China dan AS telah sepakat untuk menurunkan tarif barang satu sama lain sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan perdagangan.
Berbagai sumber yang mengetahui perundingan itu mengatakan rencana tersebut menghadapi pertentangan internal di Gedung Putih dan dari penasihat luar.
Kekhawatiran bahwa kesepakatan itu dapat batal karena masih belum ada kesepakatan khusus untuk melakukan pencabutan tarif secara bertahap, sehingga mendorong investor untuk melepas kepemilikan pada akhir pekan.
Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun 0,4 persen pada level 535,20 poin setelah menguat menjadi 538,77, level tertinggi sejak awal Mei. Untuk minggu ini, indeks MSCI Asia Pacific menguat sekitar 2 persen.
Indeks Nikkei 225 masih bertahan menguat dan ditutup naik 0,26 persen, sedangkan indeks Topix menguat 0,27 persen. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite melemah 0,49 persen dan indeks CSI 300 turun 0,47 persen.
Baca Juga
"Hiruk pikuk yang datang dari Washington DC tidak begitu optimis dengan adanya konflik di antara penasihat Gedung Putih," kata Jeffery Halley, analis pasar senior di OANDA.
`"Meski begitu, meskipun tidak ada detail dan jadwal yang konkret untuk penandatanganan kesepakatan perdagangan sementara, kemajuan tampaknya setidaknya sedang terjadi. Seperti biasa, sifat Gedung Putih yang tidak dapat diprediksi perlu diperhatikan," lanjutnya.