Bisnis.com, JAKARTA - PT Singaraja Putra Tbk. mengantongi dana segar Rp18,9 miliar dari aksi penawaran umum perdana saham. Apa rencana bisnis perseroan ke depan?
Erick Tonny Tjandra, Direktur Utama Singaraja Putra, menuturkan perseroan bergerak di bidang penyedia penginapan. Saat ini, perseroan mengelola 20 kamar dan telah mengantongi kerja sama dengan para pemilik properti sehingga jumlah kamar yang dikelola menjadi 186 kamar.
Perusahaan yang berdomisili di Cikarang, Bekasi, itu melihat peluang dari perkembangan bisnis penginapan, khususnya yang berbasis harga ekonomis atau "non-bintang".
Untuk mencapai pertumbuhan yang baik, lanjut Erick, perusahaan akan meningkatkan nilai dan bersinergi dengan online travel agent.
"Kami juga akan mendirikan anak perusaahaan baru yang akan mendorong pemasaran perusahaan dengan mengembangkan platform digital untuk mempermudah pemesanan dan pembayaran jasa pemesanan, serta diharapkan mendorong peningkatan jumlah kelolaan kamar," tulisnya dalam keterangan resmi, Jumat (8/11/2019).
Emiten berkode saham SINI itu memiliki anak usaha yang bergerak di bidang pengolahan kayu, yakni PT Interkayu Nusantara. Entitas anak itu mengolah kayu untuk bahan bangunan yang dipasarkan ke luar negeri, terutama Eropa dan Amerika.
Baca Juga
Per Mei 2019, kontribusi anak usaha tersebut lebih dari 90% dari total pendapatan konsolidasi SINI yang mencapai Rp109,6 miliar.
Seremoni pencatatan saham perdana PT Singaraja Putra Tbk. (SINI) dan PT Ginting Jaya Energi Tbk. (WOWS) disaksikan oleh Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jumat (8/11/2019)./Bisnis-Annisa S. Rini
Dalam initial public offering (IPO), SINI melepas 175 juta saham pada harga pelaksanan Rp108 per saham. Dengan demikian, SINI menggalang dana IPO Rp18,9 miliar.
Manajemen Singaraja Putra menuturkan hasil IPO perseroan mengalami kelebihan permintaan sebanyak 3,03 kali dari total yang ditawarkan. Pasalnya, jumlah pesanan saham mencapai 531,09 juta, sedangkan jumlah saham yang ditawarkan hanya 175 juta.
Selain emisi saham, SINI juga menerbitkan waran secara cuma-cuma untuk setiap 2 saham yang diperoleh melalui IPO. IPO Singaraja Putra ditangani oleh sejumlah lead underwriter, yaitu PT Panca Global Sekuritas.
"Dana hasil IPO 100% untuk modal kerja yang meliputi renovasi dan pengadaan furnitur, elektronik, dan design interior untuk tambahan kamar hasil kerja sama dengan pengelolaan penginapan. Sisanya untuk modal kerja dalam rangka pendirian perusahaan anak yang baru."
Hingga 31 Mei 2019, total aset SINI tercatat sebesar Rp184,99 miliar. Adapun total liabilitas dan ekuitasnya tercatat masing-masing Rp174,96 miliar dan Rp10,02 miliar.
Di sisi lain, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp228,76 miliar pada 2018 dan Rp109,6 miliar pada periode Januari-Mei 2019. Sementara itu, laba per Mei 2019 tercatat Rp3,3 miliar, berbalik positif dari rugi Rp1,09 miliar per 2018.
Berdasarkan data Bloomberg, saham SINI melompat 75 poin atau 69,44% ke level Rp183 per saham. Saat initial public offering (IPO), harga saham SINI dibanderol sebesar Rp108 saham.
Lonjakan harga SINI membuat sahamnya terkena auto reject atas sistem perdagangan BEI sesaat setelah resmi diperdagangkan di lantai bursa.