Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah tergelincir dari penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan melemah pada perdagangan pagi ini, Selasa (5/11/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka terdepresiasi 11 poin atau 0,08 persen di level Rp14.025 per dolar AS.
Pelemahannya kemudian terpantau bertambah menjadi 13 poin atau 0,09 persen ke level Rp14.027 pada pukul 08.09 WIB dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (4/11/2019), rupiah mampu berakhir menguat 25 poin atau 0,18 persen di level Rp14.014 per dolar AS, apresiasi hari kedua berturut-turut, saat indeks dolar AS masih tampak rawan terkoreksi.
Namun indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, justru mampu rebound dari pelemahannya dan ditutup menanjak 0,27 persen atau 0,266 poin di level 97,505 pada Senin, kenaikan pertama dalam enam hari perdagangan beruntun.
Pergerakan indeks kemudian lanjut naik 0,05 persen atau 0,045 poin ke level 97,550 pagi ini, Selasa (5/11) pukul 08.00 WIB, setelah dibuka di posisi 97,544.
Baca Juga
Dilansir dari Reuters, penguatan dolar AS didukung oleh meningkatnya optimisme bahwa pemerintah AS dan China berada di ambang mencapai kesepakatan awal untuk meredakan perang perdagangan antara kedua negara.
Dalam beberapa hari terakhir, baik pihak AS maupun China telah memberikan tanda-tanda kemajuan yang menggembirakan terkait pembicaraan perdagangan kedua belah pihak.
Pada Senin (4/11), Financial Times melaporkan bahwa pemerintah AS tengah mempertimbangkan untuk mencabut sebagian tarif untuk barang-barang asal China.
Bloomberg juga melaporkan bahwa China sedang meninjau lokasi di Amerika Serikat untuk dapat menandatangani kesepakatan perdagangan "Fase 1" dengan Presiden AS Donald Trump.