Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Bijih Nikel Ditutup, Saham INCO dan ANTM Bertenaga

Tiga saham emiten produsen nikel kembali bergerak menguat pada perdagangan hari ini hingga akhir sesi I.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA -- Mayoritas saham emiten produsen nikel kembali melaju di teritori positif pada perdagangan hari ini sejalan dengan keputusan pemerintah menghentikan sementara ekspor bijih nikel selama 1-2 pekan ke depan dalam rangka evaluasi.

Berdasarkan data Bloomberg hingga akhir sesi I perdagangan Rabu (30/10/2019), saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM), dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) kompak menguat. Sementara itu, saham PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) ditutup stagnan.

Saham ANTM menguat 0,54% atau 5 poin menuju level Rp930 per saham, sedangkan INCO menguat 0,81% atau 30 poin ke level Rp3.730 per saham. Sementara itu, saham DKFT stagnan di level Rp206 per saham.

Ekspor Bijih Nikel Ditutup, Saham INCO dan ANTM Bertenaga

Saham tiga produsen nikel itu juga menguat pada perdagangan Selasa (29/10/2019) bertepatan dengan keputusan pemerintah melakukan penghentian sementara ekspor nikel selama satu hingga dua pekan ke depan untuk mengevaluasi lonjakan volume pengapalan komoditas mineral tersebut sejak September.

Sebelumnya, Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) dan pengusaha sepakat untuk mempercepat penghentian ekspor nikel pada Selasa (29/10/2019).

Kesepakatan itu lebih cepat dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara, pelarangan ekspor bijih nikel akan dimulai pada 1 Januari 2020 dari sebelumnya pada Januari 2022.

Sejalan dengan sentimen tersebut, saham tiga emiten produsen nikel juga melaju di zona hijau pada perdagangan kemarin. ANTM menguat 1,09% ke level Rp925, saham INCO naik 4,25% ke level Rp3.700, dan DKFT naik 1,98% ke level Rp206 per saham.

Sepanjang tahun berjalan 2019 hingga penutupan sesi I perdagangan hari ini, saham ANTM dan INCO kompak menguat dua digit. ANTM naik 21,57%, sedangkan INCO tumbuh 14,4%. Di sisi lain, DKFT justru mengalami koreksi harga 32,68% secara year-to-date.

Kinerja Saham 3 Emiten Produsen Nikel
Kode Saham29 Oktober 2019Akhir Sesi I, 30 Oktober 2019Year-to-dateHarga per sesi I, 30 Oktober 2019Tertinggi YtdTerendah Ytd
ANTM1,09%0,54%21,57%Rp930Rp1.170 (2 September)Rp670 (17 Mei)
INCO4,25%0,81%14,4%Rp3.730Rp3.980 (6 Februari)Rp2.470 (17 Mei)
DKFT1,98%0%(-32,68%)Rp206Rp308 (14 Agustus)Rp180 (21 Mei)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper