Bisnis.com, JAKARTA--PT Vale Indonesia Tbk. mengantongi laba bersih US$160.000 pada akhir kuartal III/2019. Capaian itu berbalik dari posisi rugi periode berjalan US$26,17 juta pada semester I/2019.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Kamis (24/10/2019), emiten berkode saham INCO itu membukukan pendapatan bersih US$506,46 juta dalam 9 bulan pertama 2019. Nilai tersebut menyusut 12,61% dari raihan US$579,59 juta pada Januari-September 2018.
Pendapatan itu terdiri atas raihan US$126,42 juta pada kuartal I/2019, US$165,82 juta pada kuartal II/2019, dan US$214,21 juta pada kuartal III/2019.
Capaian tersebut sejalan dengan realisasi produksi dan penjualan nikel matte Vale Indonesia. Dalam 9 bulan pertama 2019, INCO memproduksi 50.531 ton nikel dalam matte, turun 6,81% dari 54.227 ton pada periode yang sama tahun lalu.
Kendati demikian, produksi tiap kuartal tahun ini berangsur-angsur naik, yakni 13.080 ton pada kuartal I/2019, 17.631 ton pada kuartal II/2019, dan 19.820 ton pada kuartal III/2019.
Sementara itu, volume penjualan INCO dalam Januari-September 2019 mencapai 50.831 ton, turun 6,85% dari 54.569 ton pada 9 bulan pertama 2018. Volume penjualan nikel matte INCO pada 9 bulan tahun ini, sebesar 13.080 ton pada kuartal I/2019, 17.631 ton pada kuartal II/2019, dan 19.998 ton pada kuartal III/2019.
Baca Juga
Rerata harga jual nikel matte dalam 9 bulan tahun ini juga lebih rendah dibandingkan dengan Januari-September 2019. Nilainya turun 6,19% year-on-year dari US$10.621 per ton menjadi US$9.963 per ton.
Nico Kanter, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, menuturkan volume penjualan terus meningkat pada kuartal III/2019.
"Pada saat bersamaan, kami juga diuntungkan dari kenaikan harga nikel selama periode tersebut," ujar Nico dalam keterangan resmi, Kamis (24/10/2019).
Berdasarkan data perseroan, harga nikel matte pada tahun ini baru menembus level US$10.000 per ton pada kuartal III/2019. Tercatat, rerata harga nikel sebesar US$9.117 per ton pada kuartal I/2019, US$9.774 per ton pada kuartal II/2019, dan US$10.712 per ton pada kuartal III/2019.
Sejalan dengan peningkatan rerata harga jual dan nilai penjualan pada kuartal III/2019, INCO mengantongi laba bersih US$26,3 juta pada Juli-September 2019.
Dengan demikian, perseroan berbalik untung US$160.000 pada 9 bulan pertama tahun ini. Namun, laba tahun berjalan itu jauh lebih kecil dari raihan US$55,2 juta pada Januari-September 2018.
Lebih lanjut, Vale Indonesia akan tetap fokus pada berbagai inisiatif penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing perseroan dalam jangka panjang.
Hingga akhir September 2019, INCO memiliki total aset US$2,16 miliar. Adapun, kas dan setara kas perseroan meningkat menjadi US$201,7 juta.
"Vale akan terus menerapkan manajemen kas secara hati-hati," tulisnya.