Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rekomendasi Narada Aset Manajemen untuk Sektor Properti dan Infrastruktur

Sektor properti dan infrastruktur sebenarnya tak menawarkan prospek yang terlalu moncer.
Karyawan memantau pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan manajer investasi, di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan memantau pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan manajer investasi, di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja saham-saham di sektor properti secara tahun berjalan (year to date/YTD) mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,12% dan sektor infrastruktur sebesar 13,99%. Berikut prospek kedua sektor ini menurut analis.

Kepala Riset Narada Asset Manajemen Kiswoyo Adi Joe mengatakan kedua sektor ini sebenarnya tak menawarkan prospek yang terlalu moncer. Pertama, dari sektor properti dia menyebut tanda-tanda pulihnya pasar properti belum terlihat karena permintaan hunian masih seret sehingga penjualan rumah pun belum terkerek.

Dia memproyeksikan pergerakan permintaan bakal terjadi mengikuti siklus yakni setiap 10 tahun. Artinya, permintaan hunian akan naik pada 2020. Dengan demikian, meskipun suku bunga acuan turun tak berimbas langsung pada kenaikan penjualan hunian pada tahun ini.

Seperti diketahui, pada tahun ini Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali dengan bobot total pemangkasan mencapai 100 basis poin yakni dari 6% menjadi 5%.

“[Dampak pemangkasan suku bunga acuan] enggak terlalu signifikan. Properti menunggu 2020 karena mengikuti siklus 10 tahun,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (28/10/2019).

Kedua, dari sektor infrastruktur, menurutnya juga tak akan terkerek signifikan dari sisi stimulus. Alasannya, pembangunan infrastruktur tak akan semasif lima tahun belakangan karena fokus Pemerintah telah bergeser ke peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Kiswoyo menuturkan bila pun terdapat proyek infrastruktur, pastinya tak sesignifikan pada periode sebelumnya. Oleh karena itu, stimulus dari Kabinet Indonesia Maju tak terlalu menggerakkan sektor infrastruktur nantinya.

“Kita tidak bisa banyak berharap pembangunan akan semasif periode sebelumnya,” katanya.

Rekomendasi Saham

Terlepas dari proyeksi sektoral itu, dia menyebut terdapat saham beberapa emiten yang masih bisa menjadi pilihan investor. Di sektor properti, Kiswoyo menjagokan tiga emiten yakni PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) dan PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN).

Kiswoyo menuturkan BSDE masih menjanjikan prospek cerah karena ketersediaan simpanan lahan atau land bank yang memadai. Lalu, LPKR masih prospektif karena pendapatan usahanya didukung oleh pengelolaan rumah sakit. Terakhir, APLN masih memiliki proyek pulau buatan di Teluk Jakarta dan penyebaran yang sudah mencapai ke daerah.

“BSDE land bank masih besar. Kalau LPKR ada income dari RS yang membuatnya unik karena satu-satunya. APLN masih ada pulau reklamasi, ketinggalan satu dan udah nyebar ke daerah juga,” katanya.

Sementara itu, untuk jagoan di sektor infrastruktur, Kiswoyo memilih PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM). Menurutnya, prospek pengelolaan jalan tol JSMR cerah karena JSMR mengelola jalur-jalur dengan kepadatan yang tinggi. Dengan demikian, peningkatan kebutuhan mobilisasi bakal mengerek pendapatan perusahaan.

Terakhir, alasannya memilih TLKM karena perusahaan dianggap sebagai pemain yang dominan di bisnis telekomunikasi dari sisi ketersediaan jaringannya dibandingkan dengan rivalnya yakni PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL).

Dia menilai sebenarnya sektor telekomunikasi hampir menyentuh titik jenuh namun dituntut untuk terus mengeluarkan modal jumbo untuk melakukan pembaruan teknologi.

“JSMR pintar pilih jaringan yang gemuk, yang padat jadi prospeknya bagus. Telkom keunggulan jaringannya udah luas, enggak bisa disaingi XL dan Indosat dan enggak terpengaruh perang tarif,” katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper