Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini yang Bikin Laba Sido Muncul (SIDO) Melejit

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, penjualan produsen Tolak Angin itu tercatat Rp2,13 triliun atau tumbuh 9,48 persen secara tahunan. Adapun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 578,45 miliar atau tumbuh 20,48 persen secara tahunan.
Pameran produk bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, serta produk nutrisi dan kesehatan pada CPhI South East Asia dan Hi South East Asia 2017 di Jakarta, Rabu (22/3)./JIBI-Dwi Prasetya
Pameran produk bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, serta produk nutrisi dan kesehatan pada CPhI South East Asia dan Hi South East Asia 2017 di Jakarta, Rabu (22/3)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. kian bugar selama periode Januari-September 2019, yang tercermin dari pertumbuhan laba dua digit pada periode tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, penjualan produsen Tolak Angin itu tercatat Rp2,13 triliun atau tumbuh 9,48 persen secara tahunan. Adapun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 578,45 miliar atau tumbuh 20,48 persen secara tahunan.

Direktur Sido Muncul Leonard menjelaskan laba bersih yang melesat ditopang oleh penjualan segmen herbal yang bertumbuh pada kuartal III/2019. Dia mengatakan segmen herbal memberikan margin laba lebih lebar dibandingkan dengan segmen makanan dan minuman.

Sebagai informasi, sepanjang periode Juli-September 2019, segmen herbal mencatatkan penjualan Rp485,16 miliar atau tumbuh 12,55 persen secara tahunan. Adapun, sepanjang periode Januari-September 2019, penjualan segmen herbal mencapai Rp1,43 triliun atau tumbuh 11,78 persen secara tahunan.

“Kuartal III, [penjualan] herbal lebih meningkat dibandingkan dengan kuartal II. Gross profit herbal lebih lebar dibandingkan food and beverage,” katanya pada Jumat (25/10/2019).

Di samping itu, kinerja yang melesat hingga kuartal III/2019 didorong ekspansi pasar yang dilakukan perseroan, termasuk di pasar ekspor. Hingga kuartal III/2019, kontribusi ekspor mencapai 5 persen dari total penjualan.

Fokus perseroan melakukan penetrasi pasar tercermin dari kenaikan biaya iklan dan promosi sebesar 8,32 persen secara tahunan menjadi Rp 201,45 miliar. Bonus outlet juga melonjak 155,78 persen menjadi Rp22,79 miliar.

Leonard mengungkapkan bonus outlet diberikan untuk seluruh wilayah di Indonesia, terutama di Indonesia Timur. Adapun, biaya iklan yang meningkat seiring dengan perluasan ekspor di Filipina.

“Selain ditopang volume penjualan, kami juga melakukan efisiensi di seluruh divisi sehingga labanya meningkat,” imbuhnya.

Sebagai informasi, perusahaan tengah fokus penetrasi pasar di Indonesia Bagian Timur dan pasar ekspor terutama di Filipina dan Nigeria. Baru-baru ini perseroan juga telah mengantongi kontrak baru dari importir Arab Saudi dengan nilai kontrak sekitar US$500.000 - US$1,5 juta.

Untuk pasar Arab Saudi, perseroan akan fokus terhadap penjualan produk Tolak Angin Cair dan Tolak Angin Cair Anak. Selanjutnya, akan menyusul penjualan produk-produk Sido Muncul lainnya.

Pada perdagangan Jumat (25/10/2019), saham SIDO berakhir menguat 3,38 persen ke level Rp1.225. Di level harga itu, perusahaan memiliki kapitalisasi pasar Rp18,38 triliun. Sepanjang tahun berjalan, saham SIDO telah naik 45,83 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper