Bisnis.com, JAKARTA– PT Adi Sarana Armada Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan 23,7 persen pada periode 9 bulan tahun ini.
Per kuartal III/2019, total pendapatan emiten berkode saham ASSA itu sebesar Rp1,67 triliun, naik 23,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,35 triliun.
Kontribusi jasa lelang terhadap total pendapatan ASSA meningkat dari 3% pada kuartal III/2018 menjadi 6% kuartal III/2019. Kenaikan tersebut selain karena akuisisi PT JDA Indonesia, juga disebabkan oleh penyebaran lokasi lelang di berbagai kota besar di wilayah Indonesia.
Adapun kontribusi terbesar masih dari jasa sewa kendaraan mobil penumpang dan autopool sebesar 55% atau Rp923 miliar, diikuti oleh penjualan kendaraan bekas sebesar 18% atau Rp294 miliar, sewa juru mudi sebesar 12% atau Rp204 miliar, jasa logistik sebesar 8% atau Rp129 miliar, jasa lelang sebesar 6% atau Rp95 miliar dan lainnya sebesar 2% atau sekitar Rp26 miliar.
Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto mengatakan bahwa strategi ASSA dalam melakukan diversifikasi bisnisnya mulai menunjukan hasil positif meskipun masih memerlukan investasi yang cukup signifikan.
ASSA telah mengalokasikan belanja dana sebesar Rp1,3 triliun untuk tahun ini. Salah satu penggunannya adalah untuk pembelian armada baru sebanyak 6.500 unit dan juga untuk memperkuat lini usaha jasa pengiriman.
Baca Juga
“Saat ini kami tengah menyiapkan armada lebih banyak untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat,” ujar Prodjo dalam keterangan resmi yang dihimpun Bisnis, Jumat (25/10/2019).
Projo menambahkan bahwa situasi pada saat ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih banyak melakukan efisiensi. Selain itu, adanya peraturan ganjil-genap di Jakarta juga mendorong perusahaan untuk sewa mobil dibandingkan beli.
Dia menambahkan bahwa dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan membuat korporasi semakin fokus dalam pemanfaatan belanja modal ke bisnis inti sehingga kebutuhan penunjang operasional seperti kendaraan diserahkan kepada perusahaan seperti ASSA yang spesialis mengelola kendaraan.
Hasilnya, segmen sewa kendaraan kami mampu tumbuh 21% dibandingkan dengan tahun lalu.
Di sisi keuntungan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ASSA per September 2019 tercatat sebesar Rp87,8 miliar. Namun, raihan laba bersih itu lebih rendah dari capaian Rp106,39 miliar pada 9 bulan pertama 2018.
Penurunan laba itu sejalan dengan banyaknya aktivitas investasi yang sedang dilakukan perseroan agar tetap bisa tumbuh berkelanjutan.
“Ke depan, kami sedang siapkan suatu ekosistem mobility, di mana keseluruhan solusi terkait kendaraan dan fungsinya akan terintegrasi satu sama lain," ujarnya.
Hal itu dilakukan perseroan dengan menjalankan bisnis pengelolaan armada kendaraan dalam bentuk rental, jasa pengemudi, autopool, pengangkutan logistik secara menyeluruh, lelang mobil hingga share car dan online auction used car automotive marketplace yang mengarah ke konsep integrated transportation and mobility.