Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dari penguatannya dan bergerak di teritori negatif pada awal perdagangan hari ini, Rabu (23/10/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terkoreksi 0,24 persen atau 14,89 poin ke level 6.210,61 pada pukul 09.05 WIB dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (22/10), IHSG berhasil berakhir di level 6.225,50 dengan kenaikan 0,43 persen atau 26,51 poin, reli penguatan perdagangan hari kedelapan beruntun.
Indeks mulai tergelincir dari penguatannya dengan dibuka turun tipis 0,02 persen atau 1,08 poin di posisi 6.224,42 pada Rabu (23/10). Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.208,94 – 6.235,08.
Empat dari sembilan sektor terpantau bergerak negatif, dipimpin aneka industri (-1,12 persen) dan industri dasar (-0,62 persen). Lima sektor lainnya bergerak di zona hijau, dipimpin tambang yang naik 0,38 persen.
Sebanyak 20 saham menguat, 8 saham melemah, dan 631 saham stagnan dari 659 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing turun 0,74 persen dan 0,47 persen menjadi penekan utama atas koreksi yang dialami IHSG.
Tim riset MNC Sekuritas memperkirakan pergerakan IHSG akan rentan terkoreksi pada perdagangan hari ini.
“Kami memperkirakan IHSG sudah berada di akhir uptrend-nya, sehingga IHSG rentan untuk terkoreksi," tulis Tim Riset MNC Sekuritas melalui riset harian.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 melemah 0,50 persen atau 2,73 poin ke level 540,77 pukul 09.06 WIB. Pada perdagangan Selasa (22/10), indeks Bisnis berakhir menguat 0,39 persen atau 2,09 poin di posisi 543,5 penguatan hari kedelapan beruntun.
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas terpantau ikut bergerak negatif, di antaranya indeks Hang Seng Hong Kong (-0,70 persen) dan indeks Kospi Korea Selatan (-0,29 persen).
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing turun tipis 0,05 persen dan 0,08 persen. Meski demikian, indeks Topix Jepang mampu naik tipis 0,03 persen.
Dilansir dari Reuters, bursa Asia melemah setelah para pembuat kebijakan di Parlemen Inggris menolak usulan pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson terkait jadwal untuk mempercepat legislasi kesepakatan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).
Hal ini meningkatkan spekulasi bahwa Inggris tidak akan dapat menuntaskan proses Brexit dengan batas waktu 31 Oktober yang ditetapkan Boris Johnson.
Di pasar mata uang, nilai tukar rupiah ikut tergelincir dan terpantau melemah tipis 4 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.045 per dolar AS pada Rabu pagi (23/10) pukul 08.53 WIB, setelah sempat memperpanjang penguatannya ke level 14.035.