Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sudah Terjual Rp3,97 Triliun, Penawaran ORI016 Tinggal 7 Hari Lagi

Penjualan ORI016 belum menyentuh separuh dari target yang dipasang Pemerintah yakni sebesar Rp9 triliun.
Ilustrasi ORI016/Kemenkeu.go.id
Ilustrasi ORI016/Kemenkeu.go.id

Bisnis.com, JAKARTA--Penjualan instrumen obligasi negara Indonesia (ORI) mencapai Rp3,97 trliun padahal waktu yang tersisa tinggal 7 hari lagi.

Dikutip dari laman Investree, Kamis (17/10/2019), penawaran ORI016 telah berjalan sejak tanggal 2 Oktober dan akan berakhir pada 24 Oktober 2019. Kendati sudah mencapai tujuh hari terakhir masa penawaran, penjualan ORI016 belum menyentuh separuh dari target yang dipasang Pemerintah yakni sebesar Rp3,97 triliun.

Seperti diketahui, Pemerintah telah memasang target penjualan ORI016 yakni sebesar Rp9 triliun. Target tersebut dipasang karena tahun ini merupakan kali pertama saluran penawaran ORI diperluas melalui daring. Adapun, ORI016 ditawarkan dengan kupon 6,8% dan bertenor 3 tahun.

Padahal penjualan seri ke-16 ORI ini diproyeksi untuk menutup surat berharga negara (SBN) ritel yang jatuh tempo tahun ini. Tercatat, di tahun ini nilai SBN ritel yang akan jatuh tempo mencapai Rp51 triliun. Di sisi lain, jumlah penerbitan SBN ritel baru mencapai Rp40,2 triliun dari delapan kali penawaran yang telah dilakukan.

Dengan demikian, masih tersisa sekitar Rp10,8 triliun yang harus dipenuhi dari dua kali penerbitan yang tersisa yakni ORI016 pada 2 Oktober hingga 24 Oktober dan sukuk tabungan (ST) seri ST06 pada November 2019.

Sudah Terjual Rp3,97 Triliun, Penawaran ORI016 Tinggal 7 Hari Lagi
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman saat peluncuran ORI016./JIBI

Terlepas dari target tersebut, mitra distribusi tampaknya melakukan promosi untuk mendorong penjualan. Pasalnya, meskipun Pemerintah menetapkan target Rp9 triliun, target yang tertera di mitra distribusi daring, Investree misalnya mencantumkan target Rp5 triliun. Di laman tersebut pun dicantumkan promosi berupa uang kembali atau cash back hingga Rp30 juta.

Analis Capital Asset Management, Desmon Silitonga mengatakan lesunya permintaan ORI016 juga telah diprediksi dan pada akhirnya dikeluhkan oleh mitra distribusi. Alasannya, investor mengeluhkan rendahnya kupon. Dia menilai optimasi di pekan terakhir masa penawaran bisa digenjot dengan pemberian promosi berupa uang kembali atau cash back untuk menarik investor baru seperti yang dilakukan mitra distribusi daring.

Namun, dia pun tak cukup yakin bila kupon instrumen ke-9 pada 2019 itu mampu menarik investor eksisting yang memegang ORI013 yang akan jatuh tempo di bulan ini karena pertimbangan kupon. Padahal, target Pemerintah ditetapkan mengacu pada nilai surat berharga negara (SBN) ritel yang akan jatuh tempo.

"Masih bisa dioptimasi pada pekan terakhir. Mungkin mitra distribusi online bisa tawarkan gimmick," katanya.

Menurutnya, ORI016 memang menawarkan kupon yang rendah yakni 6,8%. Kondisi ini cukup sulit menarik investor yang sensitif terhadap kupon.

Meskipun, bila merunut pada seri ORI sebelumnya, kupon ORI terkecil yang ditawarkan yakni ORI014 dengan 5,85% dan ORI013 dengan 6,6%. Saat penawaran ORI014, pemesanannya mencapai Rp8,9 triliun dan pemesanan ORI013 menembus Rp19,7 triliun. Namun, menurut Desmon, kondisi saat ini dengan penerbitan dua seri itu berbeda.

Pada penawaran ORI016, Pemerintah telah menawarkan delapan instrumen berbeda sehingga pertimbangan kupon semakin ketat karena membandingkan kupon yang ditawarkan kali ini dengan kupon yang ditawarkan sebelumnya. Pada instrumen yang ditawarkan sebulan lalu, yakni SBR008, Pemerintah menawarkan kupon sebesar 7,2%. Oleh karena itu, dia menyebut masih ada peluang target tercapai.

“Mungkin bisa dapat Rp9 triliun karena ORI014 aja paling rendah kuponnya tapi masih bisa capai sekitar Rp9 triliun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper