Bisnis.com, JAKARTA – Obligasi global yang diterbitkan oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk. dan menawarkan tingkat kupon sebesar 7,5 persen per tahun menggalang permintaan investor senilai US$430 juta.
Dalam keterbukaan informasi, Senin (14/10/2019), Presiden Direktur Sri Rejeki Isman Iwan Setiawan mengatakan perseroan menawarkan surat utang senior dengan nilai pokok US$225 juta.
Surat utang tersebut dijamin oleh tiga anak usaha perseroan, yakni PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya.
"Bunganya 7,25 persen. Surat utang itu akan jatuh tempo pada 2025," tulisnya.
Surat utang tersebut akan diterbitkan dan ditawarkan dalam penawaran terbatas yang dikecualikan dari pendaftaran berdasarkan US Securities Act of 1933.
Sritex memperoleh peringkat Ba3 dengan outlook stabil dari Moody's dan BB- stabil dari Fitch Ratings. Transaksi ini merupakan emisi obligasi global keempat yang dilaksanakan oleh Sritex.
Baca Juga
"Transaksi ini membantu kami secara efektif memperpanjang profil utang jatuh tempo," kata Direktur Keuangan Sritex Allan Saverino dalam keterangan resmi.
Permintaan terhadap obligasi tersebut mencapai lebih dari US$430 juta. Porsi investornya berasal dari Asia 71 persen, Eropa, Timur Tengah, dan Asia 27 persen, dan Amerika Serikat 2 persen.
Emisi global bond itu ditangani oleh Citigroup, Credit Suisse, dan HSBC sebagai joint global coordinators dan joint bookrunners.
Sritex tercatat memiliki dua perusahaan yang berbasis di Singapura. Salah satunya, Golden Legacy Pte. Ltd. yang tercatat sebagai penerbit surat utang di bursa efek Singapura.
Berdasarkan data Singapore Stock Exchange, Golden Legacy Pte. Ltd. memiliki dua surat utang. Pertama, anak usaha Sritex itu menerbitkan obligasi global pada 7 Juni 2016 senilai US$350 juta dengan tingkat kupon 8,25 persen dan tenor 5 tahun.
Kedua, Golden Legacy menerbitkan obligasi global senilai US$150 juta dengan kupon 6,875 persen pada 27 Maret 2017. Obligasi itu akan jatuh tempo pada 2024.