Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Catat Penurunan Terbesar Sepekan, IHSG Melemah Siang Ini

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (9/10/2019), bersama mayoritas bursa saham di Asia.
Pengunjung berjalan di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pengunjung berjalan di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (9/10/2019), bersama mayoritas bursa saham di Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,27 persen atau 16,08 poin ke level 6.023,52 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (8/10), IHSG berakhir di level 6.039,6 dengan penguatan 0,65 persen atau 39,02 poin.

Indeks mulai tergelincir dari penguatannya ketika dibuka turun 0,15 persen atau 9,14 poin di posisi 6.030,46 pada Rabu (9/10) pagi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.021,36 – 6.047,79.

Enam dari sembilan sektor menetap di zona merah pada akhir sesi I, dipimpin industri dasar (-1,12 persen) dan barang konsumen (-1,01 persen). Tiga sektor lainnya menetap di wilayah positif, dipimpin pertanian yang menguat 1,67 persen.

Sebanyak 184 saham menguat, 171 saham melemah, dan 301 saham stagnan dari 656 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 1,86 persen dan 0,49 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG.

Indeks saham lainnya di Asia rata-rata ikut bergerak negatif, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing turun 0,45 persen dan 0,70 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing terkoreksi 0,12 persen dan 0,31 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,71 persen pada akhir sesi I.

Dilansir dari Reuters, bursa Asia mencatat penurunan terbesar dalam sepekan pada perdagangan siang ini, seiring dengan memanasnya tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang membebani pertumbuhan ekonomi global.

Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang melemah 0,61 persen.

Pemerintah AS memberlakukan pembatasan visa bagi pejabat pemerintah dan pejabat Partai Komunis China yang diduga bertanggung jawab atas penahanan atau pelanggaran HAM atas muslim di Provinsi Xinjiang, menurut Departemen Luar Negeri AS. 

Menlu AS Mike Pompeo mengatakan keputusan itu merujuk pada keputusan Departemen Perdagangan pada Senin atas tambahan 28 perusahaan maupun organisasi China yang masuk ‘daftar hitam’, termasuk perusahaan video pemantau Hikvision.

Selama lebih dari satu tahun belakangan, pemerintah AS dan China telah terlibat dalam perselisihan perdagangan yang meluas dari sekadara kebijakan perdagangan,

Langkah terbaru pemerintah AS mengancam akan menggagalkan negosiasi perdagangan tingkat tinggi pekan ini sekaligus mendorong investor menghindari aset-aset berisiko.

"Pasar saham masih berusaha memperhitungkan perlambatan pertumbuhan global," ujar Kiyoshi Ishigane, chief fund manager di Mitsubishi UFJ Kokusai Asset Management Co.,Tokyo.

"Perselisihan antara Amerika Serikat dan Cina tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir. Kita kehilangan kepercayaan pada ekonomi AS. Ada lebih banyak ketidakpastian tentang ke mana arah The Fed sebenarnya,” tambahnya.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 melemah 0,37 persen atau 1,95 poin ke level 518,66, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index melemah 0,50 persen atau 3,33 poin ke posisi 666,09 pada akhir sesi I.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terpantau melemah 16 poin atau 0,11 persen ke level Rp14.178 per dolar AS pada pukul 11.33 WIB.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) merilis survei penjualan eceran pada Agustus 2019 tumbuh melambat hingga berimbas pada penurunan penjualan pada kuartal III/2019.

Melalui survei yang diterima Bisnis.com, Rabu (9/10/2019), hasil ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2019 yang tumbuh 1,1 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan IPR Juli 2019 sebesar 2,4 persen (yoy).

Survei ini menyimpulkan penjualan eceran pada kuartal III/2019 tumbuh melambat sebesar 1,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II/2019 sebesar 4,2 persen (yoy), dan pada kuartal III/2018 tercatat 4,6 persen (yoy).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper