Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan reboundnya di zona hijau dan menguat pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (8/10/2019), di tengah penguatan bursa Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,37 persen atau 21,98 poin ke level 6.022,57 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya. Pada perdagangan Senin (7/10), IHSG berakhir di level 6.000,58 dengan penurunan tajam 1 persen atau 60,67 poin.
Indeks mulai bangkit dari pelemahannya ketika dibuka naik 0,35 persen atau 21,11 poin di posisi 6.021,69 pada Selasa (8/10) pagi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.009,38 – 6.046,46.
Enam dari sembilan sektor menetap di zona hijau pada akhir sesi I, dipimpin pertanian (+1,12 persen) dan barang konsumen (+0,91 persen). Tiga sektor lainnya menetap di wilayah negatif, dipimpin industri dasar yang melemah 0,32 persen.
Sebanyak 223 saham menguat, 145 saham melemah, dan 288 saham stagnan dari 656 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing naik 2,36 persen dan 1,42 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG.
Baca Juga
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 menguat 0,50 persen atau 2,58 poin ke level 518,71, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index naik 0,34 persen atau 2,23 poin ke posisi 667,82 pada akhir sesi I.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terpantau menguat 11 poin atau 0,08 persen ke level Rp14.152 per dolar AS pada pukul 11.55 WIB.
Indeks saham lainnya di Asia rata-rata ikut bergerak positif, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing menguat 0,84 persen dan 1,04 persen. Indeks Kospi Korea Selatan juga menguat 0,69 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing menguat 0,79 persen dan 1,06 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,64 persen.
Dilansir dari Reuters, bursa Asia mampu menguat meskipun pelaku pasar tampak bersikap hati-hati seiring dengan dimulainya perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan China pekan ini.
Pertemuan level Deputi antara negosiator AS dan China telah dimulai di Washington pada Senin (7/10), dengan sedikit tanda-tanda kemajuan.
Pembicaraan level tinggi kemudian dijadwalkan akan berlangsung pada Kamis (10/10), ketika Wakil Perdana Menteri China Liu He bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
“Mengingat pentingnya agenda tersebut, pasar akan sangat gugup. Saya kira tak akan banyak perubahan untuk saat ini. Secara keseluruhan, pasar tidak terlalu optimistis tentang prospeknya (perundingan perdagangan),” terang Masahiro Ichikawa, pakar strategi senior di Sumitomo Mitsui Asset Management.
Prospek untuk progres dalam perundingan perdagangan AS-China meredup setelah pemerintah AS memasukkan sejumlah perusahaan China ke dalam daftar hitam.
Pemerintahan Trump mendaftarhitamkan (blacklist) delapan raksasa teknologi China atas tuduhan keterlibatan dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim di wilayah Xinjiang.
Kedelapan perusahaan tersebut termasuk produsen kamera pengawas Hangzhou Hikvision Digital Technology Co. dan Zhejiang Dahua Technology Co., diketahui mengendalikan sepertiga pasar global untuk kamera pengintai.
Pengumuman ini disampaikan bertepatan dengan dimulainya persiapan perundingan dagang antara AS dan China di Washington selama 2 hari, 10-11 Oktober.
Trump juga mengutarakan harapannya agar China menemukan resolusi yang manusiawi dan damai terkait protes politik yang tengah terjadi di Hong Kong. Ia memperingatkan bahwa situasi ini dapat merugikan prospek perundingan perdagangan.