Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah turun tajam pada akhir perdagangan Rabu (2/10/2019), akibat tertekan membengkaknya persediaan minyak di Amerika Serikat (AS) dan suramnya gambaran ekonomi.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November 2019 ditutup merosot 98 sen atau 1,8 persen di level US$52,64 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun minyak Brent untuk kontrak Desember 2019 melemah US$1,20 dan berakhir di level US$57,69 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$5,18 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Menurut data Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah AS bertambah sebesar 3,1 juta barel pekan lalu. Kenaikan ini melebihi perkiraan median dari para analis dan merupakan kenaikan terbesar sejak Mei.
Di sisi lain, persediaan bensin domestik turun 228.000 barel meskipun diperkirakan akan mengalami peningkatan 600.000 barel.
Selain karena membengkaknya stok, penurunan harga minyak diperburuk oleh pelemahan pada pasar ekuitas AS sehingga memicu kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Negeri Paman Sam.
Baca Juga
Minyak WTI telah jatuh sekitar 16 persen dari level puncak yang dicapai pada perdagangan hari pertama setelah serangan udara menghanguskan instalasi minyak utama Arab Saudi pada 14 September.
Faktor upaya pemulihan produksi minyak yang cepat oleh Saudi bersama dengan tanda-tanda lesunya permintaan energi global pun melemahkan harga.
“Pemulihan minyak Saudi dan kekhawatiran akan kehancuran permintaan telah berdampak pada pasar hari ini (Rabu) dan meningkatnya cadangan minyak mentah AS menambah beban itu,” jelas Gene McGillian, manajer riset pasar di Tradition Energy.
Harga minyak mentah kini berada di bawah level sebelum terjadinya serangan 14 September di Arab Saudi. Serangan itu memangkas produksi harian Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebesar 1,6 juta barel per hari bulan lalu, penurunan terbesar dalam 16 tahun, menurut survei Bloomberg.
Di pasar saham AS, indeks acuan S&P 500 terus melemah pada perdagangan Rabu (2/10) setelah data payroll swasta dilaporkan turun meleset dari perkiraan. Sehari sebelumnya, indeks manufaktur merosot ke level terendah dalam satu dekade.
"Pasar minyak mentah tetap ketat, tetapi kekuatan yang mendominasi saat ini adalah prospek permintaan ekonomi yang suram,” papar analis konsultan JBC Energy GmbH. “Pasar minyak memiliki begitu banyak hal yang perlu dikhawatirkan."
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak November 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
2/10/2019 | 52,64 | -0,98 poin |
1/10/2019 | 53,62 | -0,45 poin |
30/9/2019 | 54,07 | -1,84 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Desember 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
2/10/2019 | 57,69 | -1,20 poin |
1/10/2019 | 58,89 | -0,36 poin |
30/9/2019 | 59,25 | -1,79 poin |
Sumber: Bloomberg